MADIUN
Monumen Kresek Bakal
Dijadikan Destinasi Wisata Unggulan
KEBERADAAN Monumen Kresek di Kecamatan Wungu,
Kabupaten Madiun, Jatim, diharapkan dapat lebih hidup lagi. Tidak sekedar
menjadi jujukan untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila setiap tahun saja.
Tetapi juga menjadi destinasi sejarah bagi masyarakat luas yang ingin lebih
dalam mengetahui pesan-pesan sejarah yang ditorehkan di monumen ini.
Kabid Pariwisata Dinas Koperasi
Perindustrian Perdagangan dan Pariwisata (Dinkoperindagpar) Kabupaten Madiun,
Isbani, tidak menampik kondisi Monumen Kresek setiap harinya cenderung sepi.
Geliat pengunjung baru terlihat banyak jika sudah mendekati peringatan Hari
Kesaktian Pancasila saja.
Seperti
yang dilakukan para lansia dari Paguyuban Arisan Sepanjang Jalan Manyar tak mau
ketinggalan dengan semangat jalan-jalan sambil menikmati keindahan alam menuju
lokasi monumen bersejarah keganasan PKI saat itu. “Memang perlu terobosan baru
agar keberadaan Monumen Kresek bisa lebih representatif. Tidak lagi lesu
seperti selama ini,” tutur Abas Nurdin, ketua paguyuban, kepada Haryana dari
FAKTA.
Karena itu Dinkoperindagpar Kabupaten
Madiun telah merencanakan untuk pembangunan panggung di dalam areal Monumen
Kresek. Bermodal anggaran Rp 120 juta dari Perubahan Anggaran Keuangan (PAK)
2015 ini, panggung itu akan dibangun permanen dengan luas sekitar 8 x 14 meter
persegi. “Panggung itu nanti beralaskan paving dan dilengkapi dengan atap
peneduh. Dibangun persis di sebelah barat monumen,” tukasnya.
Setelah selesai dibangun, panggung
itu bakal dijadikan salah satu fasilitas penunjang. Terlebih jika di kawasan
monumen bersejarah digelar seremonial hiburan sewaktu-waktu. Untuk momen-momen
tertentu, panggung itu bisa dijadikan tempat menggelar even. Seperti pagelaran
musik ataupun diskusi. Sedangkan di luar itu bisa menjadi tempat berteduh. “Jadi
wisatawan yang datang nanti bisa merasa lebih nyaman,” imbuhnya.
Sudah lama Pemkab Madiun ingin
memberikan sentuhan-sentuhan fisik di Monumen Kresek. Mengingat tinggal
destinasi pariwisata itulah yang kini masih murni dikelola pemkab secara
keseluruhan. Sayangnya kontribusi untuk pendapatan asli daerah (PAD) dari monumen
yang menceritakan sejarah kelam bangsa itu masih belum menunjukkan angka
signifikan. “Makanya ini mulai kami urusi sedikit demi sedikit. Secara bertahap
pula mulai dilakukan pembangunan dan penyempurnaan. Semuanya tentu disesuaikan
dengan kekuatan anggaran daerah yang ada,” imbuhnya kepada FAKTA. (F.976) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment