Thursday, January 14, 2016

DRESTA BALI

DENPASAR
Satu Tahun Jokowi-JK, Nawacita Jadi Duka Cita

Made Mudarta
TANGGAL 20 Oktober 2015 tepat satu tahun Jokowi-JK memimpin negeri ini. Ada banyak hal yang disoroti publik. Tak hanya pada satu sektor, namun secara keseluruhan, Jokowi-JK dianggap belum mampu mengelola negara dengan baik.
Ketua DPD Partai Demokrat Propinsi Bali, I Made Mudarta, menuturkan, revolusi mental yang diagung-agungkan oleh Jokowi justru menjadi perubahan yang berjalan lambat. "Revolusi mental berubah menjadi evolusi mental. Lambat pergerakannya. Nawacita tinggal duka cita," kata Mudarta di Denpasar, Selasa (20/10).
Ia mengambil contoh mengatasi kabut asap akibat kebakaran hutan di beberapa daerah. Meski sudah banyak korban, namun hingga kini kabut asap tak kunjung dapat diatasi. "Sekarang asap tak hanya di Sumatera, tapi juga menyebar ke Sulawesi, Kalimantan, Maluku bahkan Papua," papar dia.
Alih-alih mengatasi asap, Mudarta menilai justru pemerintah merendahkan harga dirinya sendiri di mata negara tetangga dengan meminta bantuan untuk mengatasi masalah tersebut. "Harga diri kita jatuh di mata negara tetangga, mengatasi asap saja tidak bisa. Sementara korban terus berjatuhan, sekolah diliburkan, generasi kita tidak sehat," terang Mudarta.
Padahal, masih kata dia, pada saat yang sama dalam situasi demikian publik membutuhkan kehadiran negara secara cepat. "Yang dibutuhkan itu strong leadership," tegas dia.
Pada sisi lain, kondisi ekonomi Indonesia makin terpuruk. "Meluncur ke bawah secara drastis. Dolar meledak, pengangguran makin banyak. Yang bekerja menjadi pengangguran akibat marak PHK, apalagi yang menganggur," tutur pengusaha muda asal Jembrana ini.
Pada sisi penegakan hukum, Mudarta menilai KPK justru dilemahkan posisinya. "KPK itu jungkir balik. Ketuanya dikriminalisasi, posisinya sekarang akan dilemahkan. Begitu juga Ketua Komisi Yudisial yang dijadikan tersangka. Sementara korupsi makin marak," ulas Mudarta.
Pada sisi perlindungan anak dan perempuan, Mudarta menyoroti kasus kekerasan yang menimpa anak. "Banyak sekali kasus pembantaian terhadap anak. Itu terjadi karena penegakan hukum kita lemah," tuturnya.
Pada saat yang sama, Mudarta melihat janji kampanye Jokowi-JK sama sekali belum memiliki fondasi untuk dijalankan. "Bagaimana mau dijalankan, fondasinya dibentuk saja belum. Harapan kita segera dibangun fondasinya untuk merealisasikan janji-janji kampanye beliau dulu," sarannya.
Mudarta mendesak agar Jokowi-JK benar-benar bekerja cepat merealisasikan janji-janji politiknya dan mendorong kesejahteraan rakyat. "Sekarang ini kan yang gembira baru koalisi partai dan relawannya saja akibat bagi-bagi jabatan. Yang lain masih pada menderita. Jokowi-JK harus segera memberikan pengamanan dan mendorong kesejahteraan rakyat," pungkas Mudarta. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment