TAT TWAM ASI - SANUR
VILLAGE FESTIVAL XI/2016
![]() |
SEMANGAT kebersamaan dan rasa memiliki telah
mengantar Sanur Village Festival (SVF) menjadi kegiatan komunal yang memberikan
kemanfaatan nyata bagi warga dan sejumlah komunitas desa pesisir ini dan
sekitarnya. Spirit kreativitas, motivasi, dan inovasi ala Sanur ini bakal terus
dikembangkan untuk mewujudkan tatanan sosial dan budaya yang berkesejahteraan
dan berkedamaian.
Perjalanan
10 tahun SVF telah mewujudkan ciri khas warga desa yang dengan penuh rasa
kekeluargaan, gotong royong (ngayah), metetulung, menjaga lingkungan dan
mewujudkan kenyamanan dalam suatu komunitas yang membanggakan.
Berdasarkan
pengalaman sepuluh tahun merayakan totalitas warga Sanur mengekspresikan diri
melalui festival, tema “Tat Twam Asi” untuk SVF XI yang akan digelar 24-28
Agustus 2016 merupakan salah satu ajaran etika dan moral dalam agama Hindu yang
berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “aku adalah engkau, engkau adalah
aku”.
Filosofi
universal itu mengajarkan empati yang sangat tinggi menyetarakan seluruh insan
dalam suatu tataran. Masing-masing individu dituntut merasakan apa yang
dirasakan orang lain juga kita rasakan. Begitu pula sebaliknya. Ketika kita
menyakiti orang lain, maka diri kita pulalah yang tersakiti. Ketika kita
mencela orang lain, maka kita pun tercela.
Untuk
mengimplementasikannya, para pendahulu telah memberikan teladan hidup yang kini
masih banyak dijadikan pedoman warga. “Tat Twam Asi” dalam tingkat
pengejawantahan dalam perikehidupan sehari-hari di antaranya melalui asas suka
duka (dalam kegembiraan dan kesedihan dirasakan bersama-sama); paras paros (orang
lain merupakan bagian dari diri sendiri dan diri sendiri adalah bagian dari
orang lain); salunglung sabayantaka (baik-buruk, mati-hidup ditanggung
bersama); asih, asah, asuh (saling menyayangi, saling memberi dan mengoreksi,
serta saling tolong-menolong antarsesama makhluk hidup).
Spirit
inilah yang ingin digemakan sehingga seluruh lapisan warga dapat mewujudkan rasa
saling memiliki, menghargai dan menjaga. Seperti halnya suasana desa ideal yang
bersih, lestari, warganya hidup rukun, tenang, dan nyaman. Suasana ini tentu akan
mendorong terciptanya kerja bersama yang melahirkan inovasi dan kreativitas
tanpa henti.
Tema
yang diangkat SVF kali ini ingin merangkum 10 festival terakhir dengan konklusi
“Tat Twam Asi” yang diharapkan menumbuhkan empati, solidaritas, dan kesejajaran
baik dalam menjalankan aktivitas dalam ruang lingkup kecil (pribadi dan
keluarga) maupun dalam lingkungan sosial yang luas sebagai warga desa, kota,
provinsi, maupun negara.
Tentu
dalam pelaksanaan kali ini tetap berpegang pada potensi alam dan budaya yang
ada, seperti tujuan utama festival sebagai respon atas peristiwa bom pada 2005
silam. Ketika itu Yayasan Pembangunan Sanur menggagas kegiatan untuk
menghidupkan kembali serta mengangkat citra pariwisata Bali, dan Sanur
khususnya, untuk bangkit dari keterpurukan.
Festival
yang dihelat secara profesional sejak 2006 itu dirancang bukan sekadar promosi
pariwisata yang berdampak terhadap terdorongnya perekonomian setempat, tetapi
juga menjadi ajang pengayaan keberagaman seni dan budaya, memperluas ruang
kreatif, sekaligus perayaan kehidupan masyarakat Sanur dengan segala
keramahtamahan dan keterbukaannya. Dedikasi yang berawal dari tanggap darurat
pascabom Bali itu kini kian memposisikan Sanur yang memiliki daya saing di
industri pariwisata.
Even
Sanur Village Festival (SVF) Ke-11 berlokasi di Maisonette Inna Grand Bali
Beach, Sanur, Bali, pada Jumat, 24 Agustus 2016, sampai Minggu, 28 Agustus 2016,
terbuka
untuk umum. Setiap hari berlangsung dari jam 11 pagi hingga jam 11 malam. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment