Friday, October 14, 2016

LINTAS ACEH

KERUSUHAN DI LOKASI KEBAKARAN, SATU AWAK PEMADAM TEWAS !

HIRUK-pikuk dibarengi kerusuhan di lokasi kebakaran Gampong Meunasah Beunot, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara, menyebabkan seorang awak pemadam kebakaran, Fasdar alias Fadlan (33), warga Cut Mamplam Kandang Muara Dua, tewas tergilas mobil Pemadam Kebakaran.
Kisah tragis itu berawal dari kebakaran enam unit ruko di Syamtalira Bayu. Mobil Pemadam Kebakaran milik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara berusaha memadamkan api, namun tidak membuahkan hasil. Rukonya tetap dihanguskan oleh kobaran api dalam tempo hanya belasan menit saja, Senin (25/4), sekira pukul 22.00 WIB.
Di tengah-tengah hiruk-pikuk itu Ibnu Sakdan (48), sopir mobil Pemadam milik Pemko Lhokseumawe, mendapat perintah dari atasannya untuk bergerak membantu memadamkan api kebakaran ruko di Syamtalira Bayu yang berjarak sekitar 10 km dengan Kota Lhokseumawe. Tidak buang-buang waktu Ibnu Sakdan segera berangkat ke lokasi dengan mobil pemadamnya disertai 4 orang awak pemadam, termasuk Fasdar alias Fadlan. 
Tiba di lokasi sekitar pukul 22.30 WIB keempat orang awak pemadamnya segera menarik selang pemadam untuk menyiram sisa-sisa kobaran api. Anehnya, mereka disambut dengan teriakan masyarakat di lokasi kebakaran. ”Tidak perlu lagi pemadam ! Tidak perlu lagi…. Pukul mereka … pukul,” teriakan dahsyat masyarakat sambil menarik-narik awak pemadam Pemko Lhokseumawe. Banyak pula masyarakat yang melempari mobil pemadam Kota Lhokseumawe beserta petugas pemadam dan sopir mobil pemadamnya dengan batu-batu kerikil. Apakah hal itu bentuk kemarahan masyarakat karena mobil pemadam Pemko Lhokseumawe dinilai terlambat dating ? Tidak diketahui dengan pasti.
Yang pasti, menurut sejumlah saksi mata, ketika Fasdar (Fadlan) sedang mengangkat selang pemadam untuk memyiram lokasi kebakaran dari atas mobil pemadam, dia ditarik-tarik oleh massa sehingga Fasdar terjatuh. Sementara mobil pemadam yang dikemudikan oleh Ibnu Sakdan terus-menerus dihujani batu sehingga Ibnu Sakdan cepat-cepat memundurkan mobil pemadamnya untuk menyelamatkan diri. Pada saat itulah Fasdar yang baru saja jatuh dari atas mobil tergilas hingga tewas di TKP.
Malam itu juga korban dievakuasi ke RSU Cut Meutia Bukit Rata. Setelah divisum jenazah korban dikembalikan kepada keluarganya dan dikebumikan di Gampong Cut Mamplam Kandang, Kecamatan Muara Dua, Lhokseumawe. Korban Fadlan meninggalkan seorang isteri bernama Cut Elisa (32) serta 2 orang anak masing-masing M Nailufar (4,5) dan Naifa (2,5). Menurut informasi, almarhum Fasdar alias Fadlan semasa hidupnya telah bekerja selama 7 tahun sebagai karyawan honorer di Pemadam Kota Lhokseumawe. Dan kasus kerusuhan yang menewaskan Fadlan tersebut masih ditangani pihak yang berwajib.
Safwan, Danru A Group Pemadam Pemko Lhokseumawe yang bertugas di lokasi kebakaran Syamtalira Bayu malam itu, mempertanyakan, kenapa masyarakat melampiaskan amarahnya kepada awak Pemadam Kebakaran ? “Sedangkan kami Pemadam dari Kota Lhokseumawe membantu memadamkan api di wilayah Aceh Utara, seharusnya mereka berterima kasih, bukannya membuat kerusuhan seperti itu. Setiap Regu Bantuan, dalam hal apa saja tetap tibanya pada ring ke-2 atau pada ring ke-3,” sebut Safwan.
Drs Saifullah, Geuchik Gampong Meunasah Beunot, Syamtalira Bayu, mengatakan, menyangkut kerusuhan di lokasi kebakaran ruko itu telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian yaitu Firdaus, ketua pemuda setempat, dan seorang lainnya adalah dari unsur KPA.

Sejauh itu penyidik Reskrim Polres Lhokseumawe menjawab wartawan, dari hasil pemeriksaan beberapa petugas kebakaran Kota Lhokseumawe, tidak ada satu pun yang melihat kalau Fasdar alias Fadlan (33) ditarik oleh massa hingga akhirnya terjatuh dan tergilas ban mobil pemadam sampai tewas. Hal itu disampaikan Kapolres Lhokseumawe, AKBP Anang Triarsono, melalui Kasat Reskrim, AKP Yasir SE, Jum’at (29/4) yang disiarkan di Harian Serambi Indonesia pada Sabtu (30/4). (F.434) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks

No comments:

Post a Comment