Raih Penghargaan
EPPD, Pemkot Gagas Inovasi
Antrean Pelayanan Di
Kecamatan
PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya tengah
menyiapkan beberapa inovasi pelayanan publik sebagai bagian upaya
penyelenggaraan pemerintah daerah berprestasi. Inovasi ini sekaligus upaya
untuk mempertahankan penghargaan dalam Evaluasi Penyelenggaran Pemerintah
Daerah (EPPD).
Awal
pekan kemarin, Pemkot Surabaya baru saja menerima penghargaan sebagai yang
terbaik dalam Evaluasi Penyelenggaran Pemerintah Daerah dengan predikat sangat
tinggi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Penyerahan piala dan sertifikat
penghargaan tersebut diserahkan Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo dan
diterima Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana bertepatan dengan
peringatan Hari Otonomi Daerah di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta pada Senin
(25/4/2016).
Kepala
Bagian Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan,
target tahun depan adalah piala Parasamiya Purna Karya Nugraha. Menurutnya,
piala tersebut diperoleh apabila kabupaten/kota/propinsi selama tiga tahun
berturut turut mendapatkan predikat terbaik dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Nah, dalam dua tahun terakhir, Pemkot Surabaya berturut-turut meraih
penghargaan EPPD plus Wali Kota Surabaya mendapatkan penghargaan Satya Lencana
Purna Karya Nugraha pada tahun lalu.
"Insya
Allah berikutnya kita bisa juara lagi. Kami optimis bisa kembali menjadi yang
terbaik karena kami punya banyak inovasi dalam pelaksanaan administrasi
pemerintahan dan juga pelayanan publik,” tegas Eddy Christijanto ketika jumpa
pers di kantor Bagian Humas Kota Surabaya, Rabu (27/4).
Dikatakan
Eddy, salah satu inovasi yang digagas Bagian Pemerintahan dan Otoda yakni
dengan membuat aplikasi LPPD Online. Dengan begitu, jajaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD)di Pemkot Surabaya tinggal meng-upload data berupa image
dan tulisan. Tim penilai dari Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) juga bisa
langsung mengecek laporan via aplikasi online tersebut. Inovasi terbaru Pemkot
adalah layanan aplikasi perizinan Surabaya Single Windows (SSW) Mobile yang
memudahkan warga dalam pengurusan perizinan dan bahkan bisa mencetak sendiri
berkasnya via handphone.
“Kami
usahakan paperless (tanpa kertas). Semuanya lewat online dan aplikasi di
handphone. Aplikasi ini juga didorong untuk dipakai di tingkat nasional,”
sambung Eddy.
Selain
itu, pemkot juga menyiapkan inovasi antrean di kantor kecamatan seperti halnya
antrean di puskesmas melalui e-Healt yang ada di fasilitas e-Kios. Ini karena
di beberapa kecamatan, ada banyak warga yang antre untuk mengurus pelayanan.
Eddy menyebut seperti di kecamatan Tambasari, Sawahan, Sukolilo dan Wonokromo,
dalam sehari ada 200 hingga 300 warga yang antre. Ada yang mengurus pelayanan
kartu keluarga, KTP, surat keterangan domisili, surat nikah, surat keterangan
waris atau juga surat keterangan pernyataan belum kawin.
“Kami
akan buat antrean di kecamatan melalui pendaftaran di e-Kios dan mobile di
aplikasi. Jadi ketika datang di kantor kecamatan, warga sudah terdaftar dan
tinggal menunjukkan nomor pendaftaran melalui print e-Kios atau HP. Ini untuk
memudahkan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan,” sambung mantan Camat
Genteng ini.
Terkait
EPPD yang dilaksanakan setiap tahun untuk mengevaluasi kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah, Eddy menyebut penilaiannya melibatkan 41 SKPD, 31
kecamatan dan 154 kelurahan dengan 70 indikator penilaian. Salah satunya terkait
pelayanan publik. Adapun tahapan-tahapannya, mulai dari mengirimkan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) melalui Provinsi Jawa Timur.
Kemudian mengikuti seleksi diambil 15 besar untuk dilakukan common sense atau
peninjauan lapangan terkait pelayanan dan penyelenggaraan pemerintahan mulai
kelurahan, kecamatan, sekolah, puskesmas, SKPD terkait serta prasarana dan
sarana yang dibangun. "Dari semua itu, Pemkot Surabaya mendapat peringkat
satu kategori Kota," jelasnya. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment