BANJIR BANDANG RENDAM 3 KELURAHAN DI KOTA MADIUN
“DPU akan menguruk
sekaligus memadatkan jalan inspeksi
untuk menutup rongga yang muncul”.
|
PERASAAN was-was menyelimuti
puluhan kepala keluarga (KK) di RT 63 RW 15 Kelurahan Nambangan Lor, Kota
Madiun, Provinsi Jatim. Sebab, mendadak muncul lobang cukup besar di jalan
depan hunian mereka selepas hujan deras turun pada Senin malam (11/4). Lobang
seukuran 1 x 1,5 meter itu akhirnya memutus jalan inspeksi milik Balai Besar
Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo yang selama ini lebih dikenal dengan
sebutan Kali Gempol yang melintas di Gang Pancasila.
Warga setempat kian cemas lantaran kerap muncul lobang di
sepanjang gang yang berbatasan langsung dengan Saluran Gempol itu pada setiap
musim hujan. Mereka khawatir tanah yang ambles ikut menggerus plengsengan.
Apalagi bibir saluran yang dibangun puluhan tahun silam itu tanpa konstruksi
besi. ‘’Siapa yang tidak takut ? Mestinya ada pilar cor dengan penulangan besi
setiap jarak 2,5 meter di plengsengan,’’ kata Imam Suroso, Ketua RW 15, Selasa (12/4).
Ia menyebut temuan lobang di bawah pondasi jalan inspeksi
itu akibat urukan yang kurang padat. Permukaan jalan juga tidak rata hingga
berujung munculnya lobang menganga. Imam Suroso menyebut konstruksi tertua
plengsengan berumur 43 tahun. ‘’Tahun 1989 lalu plengsengan di sini pernah
ambrol sepanjang 75 meter yang mengakibatkan enam rumah rusak,’’ terangnya.
Ketakutan lebih malah diungkapkan Jemakir SP, Lurah
Nambangan Lor. Ketika plengsengan ambrol dan materialnya menutup Saluran
Gempol, maka debit air dari selatan akan meluap hingga rawan menggenangi tiga
wilayah kelurahan. Yakni, Nambangan Lor, Nambangan Kidul dan Pandean. ‘’Kalau
Saluran Gempol penuh, maka pintu air menuju Bengawan Madiun langsung menutup.
Air akan disedot pompa untuk dibuang ke bengawan,’’ paparnya.
Jemakir SP tunjuk bukti wilayah RW 2, RW 3, RW 4 dan RW 5
di kelurahannya selama ini langganan banjir saat debit air di saluran meningkat
tajam. Lurah Nambangan Lor itu membenarkan warganya sudah berulang kali
mengajukan proposal rehabilitasi plengsengan. Namun, permohonan ke pemkot diakui
salah alamat lantaran pengelolaan Saluran Gempol berada di tangan BBWS Bengawan
Solo. ‘’Kami sudah berkoordinasi dengan camat, DPU, dan BPBD yang langsung
meninjau lokasi,’’ jelas Jemakir.
Ketua RT 63 RW 15, Yustina Suyatmi, mengaku empat kali
mengajukan proposal rehab plengsengan. Mulai era Lurah Hari Susanto (2011)
hingga pengajuan terakhir pada 2014 lalu. Yustina juga sengaja mengusung
persoalan ini ke forum musrenbang kelurahan dan kecamatan, namun belum kunjung
ada realisasinya. ‘’Di RT kami ada 66 kepala keluarga dengan 194 jiwa yang
perlu dipikirkan nasibnya,’’ ujarnya.
Yustina berharap pemkot menjembatani komunikasi dengan
BBWS Bengawan Solo tentang rehabilitasi plengsengan yang mengancam keselamatan
ratusan jiwa manusia itu. Apalagi, muncul banyak retakan di sisi kanan dan kiri
plengsengan yang berbatasan langsung dengan jalan inspeksi (Gang Pancasila)
serta deretan rumah warga di selatan. “Belum kalau air nanti meluap menggenangi
tiga kelurahan,’’ ujarnya.
Sekda Maidi langsung menggelar rapat setelah mendapat
laporan amblesnya jalan inspeksi Saluran Gempol itu. Bahkan, Maidi bersama
Wawali Sugeng Rismiyanto, Kepala DPU Agus Siswanta, dan Ketua Komisi III DPRD
Bondan Panji Saputra semalam sengaja langsung datang ke lokasi. Sekda sempat
menguji dengan menggunakan hammer test
ke pembatas jalan inspeksi yang menyatu dengan plengsengan itu. ‘’Hasilnya
masih layak, DPU juga sudah melakukan pengujian,’’ tegas Maidi.
Dia berjanji mengagendakan pertemuan dengan petinggi BBWS
Bengawan Solo. Rehablitasi plengsengan Saluran Gempol bakal dibahas dalam
pertemuan itu. Maidi sempat membenarkan konstruksi plengsengan sudah uzur
kendati hasil penelitian DPU menyatakan masih layak dan kuat. “DPU akan
menguruk sekaligus memadatkan jalan inspeksi untuk menutup rongga yang
muncul,’’ ungkapnya. (F.976) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment