Saturday, October 1, 2016

UNTAIAN PERISTIWA

LISTRIK PADAM SAAT BUPATI ACEH UTARA PIDATO

Bupati Aceh Utara, H Muhammad Thaeb, saat memberi sambutan pada acara pembukaan Muzakarah Ulama di Dayah BABUSSALAM Matang Kuli.
H Muhammad Thaeb, Bupati Aceh Utara, pada kesempatan menghadiri Maulid Akbar Nabi Besar Muhammad SAW 1437 Hijriah dan Ulang Tahun Ke-24  Dayah BABUSSALAM di Gampong Blang Kecamatan Matang Kuli, Rabu (23/3), sekaligus membuka Muzakarah Ulama Aceh Utara Ke-5, untuk mendalami aqidah dan amaliah sesuai dengan ‘Iktikat Ahli Sunah Waljamaah”.
Bupati Aceh Utara melalui sambutannya mengingatkan masyarakat Matang Kuli dan warga Aceh Utara secara umum agar mengantarkan anak-anaknya ke dayah/pesantren untuk memperoleh bekal pada hari kebangkitan di Padang Mahsyar kelak. Ia juga mengaku pernah menjadi santri semasa mudanya di salah satu dayah di Gampong Mamprei, Kecamatan Syamtalira Aron, Kabupaten Aceh Utara.      
Ketika sedang menyampaikan sambutannya itulah tepat pukul 12.00 WIB listrik PLN di kawasan Matang Kuli padam secara tiba-tiba. Hingga pidato bupati pun harus terhenti sejenak menunggu pihak panitia acara menghidupkan genset.
Sudah menjadi kebiasaan “buruk”, listrik PT PLN di wilayah Aceh dan sekitarnya sering padam tiba-tiba. Sementara kalau pelanggan terlambat bayar rekening listrik dikenakan denda. Sedangkan PLN tak pernah membayar ganti rugi kepada pelanggan atas seringnya listrik padam secara tiba-tiba tersebut yang jelas-jelas merugikan pelanggan.
      Setelah genset dihidupkan, Bupati Aceh Utara melanjutkan pidatonya. Menyingggung dana bantuan desa dari Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, menurut bupati, bakal turun secara bertahap dalam 3 kali pada tahun 2016 ini. Diharapkan dana tersebut tidak disalahgunakan tetapi harus digunakan sesuai anjuran bupati melaui para camat.
      Bupati juga memberi sinyal bahwa dalam tahun 2016 ini juga Pemkab Aceh Utara sudah bisa menempati Kantor Bupati Aceh Utara yang baru, yaitu di Landing Lhoksukon yang tak lama lagi proses pembangunannya sudah rampung. Dan, ke depan ada pemekaran Kabupaten Aceh Utara menjadi dua. “Kabupaten Aceh Utara tetap di Lhoksukon dan di Krueng Geukueh akan tumbuh kabupaten baru hasil pemekaran yaitu Kabupaten Dewantara. Nanti di Kabupaten Aceh Utara ada 15 kecamatan dari 27 kecamatan yang sekarang ada. Sedangkan di Kabupaten Dewantara juga ada 15 kecamatan,” ungkap H Muhammad Thaeb.
Bupati juga memberi harapan pula bahwa tak lama lagi Matang Kuli akan bebas dari banjir. “Sebab tahun 2018 nanti waduk yang sedang dibangun di Paya Bakong akan rampung”.kataya.
Mengakhiri sambutannya, Bupati Aceh Utara menyatakan dengan resmi membuka Muzakarah Ulama. Muzakarah Ulama Aceh Utara Ke-5 berlangsung Rabu malam (23/3) di Dayah BABUSSALAM Matang Kuli, yang didominasi oleh 6 ulama besar yaitu Abu Hanafi Matang Keh, Waled Sirajuddin (Pimpinan Dayah BABUSSALAM Matang Kuli), Abu Manan Blang Jruen, Abu Jafar Lhok Nibong, Abati Nurdin Buloh dan Abon Usman Nudi. (F.434) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment