Tuesday, October 4, 2016

ADVETORIAL BATOLA

Pemkab Batola Perkuat Destinasi Pariwisata
Lokasi Wisata Rumpiang Selesai 2016

Dari atas : Kera penghuni Pulau Kembang dan sirkuit Grass Track di Agropolitan Tarantang, Jembatan Rumpiang, Jembatan Barito, Siring Marabahan.
KABUPATEN Barito Kuala (Batola), Provinsi Kalimantan Selatan, memiliki beberapa obyek wisata yang mempunyai prospek cukup bagus untuk dikembangkan, sehingga menjadi tujuan wisata bagi warga yang ingin berlibur dan terhibur. Tidak hanya untuk warga Batola sendiri tetapi juga dari luar Kabupaten Batola.
            Beberapa obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Batola seperti Pulau Kembang, Pulau Kaget, Jembatan Barito, Agropolitan Tarantang, Agropolitan Sungai Kambat, Siring Marabahan, obyek wisata religius Makam Datuk H Abdussamad, dan Jembatan Rumpiang.
Pulau Kembang merupakan sebuah delta seluas 60 Ha yang terletak di tengah Sungai Barito dan merupakan tempat habitat kera ekor panjang dan beberapa jenis ekor burung.
Pulau Kaget merupakan pulau cagar alam adalah habitat bagi monyet besar berhidung panjang atau oleh penduduk setempat disebut dengan Kera Belanda/Bekantan karena hidungnya panjang, mukanya merah serta perutnya yang gendut. Serta beberapa jenis burung.
Jembatan Barito. Di areal jembatan ini direncanakan akan dibangun Kawasan Barito Park di mana nantinya kawasan ini menyediakan pusat hiburan keluarga yang menyediakan berbagai macam wahana.
Agropolitan Tarantang, kawasan sentra produksi jeruk dan holtikultura berbasis padi, kawasan pengembangan sapi potong dan kambing berbasis padi dan palawija, kawasan sentra kelapa rakyat, sentra perikanan dan kelautan. Di sektor perikanan dan kelautan, Batola berhasil membudidayakan udang galah sebagai komoditas unggulan. Di Terantang juga terdapat sirkuit Grass Track semi permanen yang sering menyelenggarakan even-even balapan.
Agropolitan Sungai Kambat merupakan pusat wisata agro di Kalsel. Di Sungai Kambat terdapat Balai Kasa (balai benih induk) tanaman holtikultura. Dengan pembangunan sarana dan prasarana wisata agro diharapkan banyak turis mancanegara dan turis lokal yang datang ke kawasan Wisata Agro Sungai Kambat. Dengan demikian, harga bibit dan buah yang dapat dipetik langsung dikebun oleh turis akan menjadi makin mahal. Selain itu, pemda juga akan membantu pemasaran hasil bibit dan buah-buahan yang ada. Masyarakat juga dapat menikmati buah jeruk "Siam Banjar" yang rasanya sudah terkenal manis sambil menikmati ikan bakar atau goreng yang segar.
Siring Marabahan terletak di depan rumah dinas bupati, lokasinya sangat strategis karena mudah dicapai baik dari jalan sungai maupun lewat darat. Mendatangi siring pada sore hari, pengunjung akan menikmati senja di tepi Sungai Barito sambil menikmati makanan yang dijual di sekitar tempat itu. Lalu-lalang getek (sampan) yang mengangkut penumpang, kapal tugboat yang menarik tongkang berisikan material batubara atau terlihat atlet dayung sedang berlatih di Sungai Barito adalah beberapa aktivitas yang bisa dilihat dari areal Siring Marabahan. Bahkan jika suka memancing tidak ada salahnya membawa alat pancing. Menikmati sore hari di tepi siring akan memberikan inspirasi buat Anda.
Makam Syekh Abdussamad Bin Mufti Jamaluddin Bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari Kelampayan, dari pihak ibu, ibu beliau adalah orang Dayak Bekumpai asli yang dinikahi oleh anak Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang bernama Mufti Jamaluddin. Syekh Abdussamad inilah yang berperan besar dalam islamisasi Dayak Bakumpai. Salah satu ulama keturunan Datu Kalampaian Syekh H Muhammad Abdusamad Bin Al-Mufti H Jamaludin Bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Cucu Datu Kalampaian ini lebih banyak berjuang menyebarkan Islam di pesisir Sungai Barito.
Jembatan Rumpiang adalah jembatan yamg membentang di atas sungai Barito, Kota Marabahan, Kabupaten Barito Kuala. Dengan hadirnya jembatan tersebut memperlancar arus lalu lintas dari Kota Marabahan menuju Banjarmasin dan sebaliknya yang sebelumnya harus menggunakan kapal feri untuk menyeberangi Sungai Barito. Jembatan Rumpiang sendiri memiliki total panjang bentang 753 meter dengan bentang utama sepanjang 200 meter menggunakan konstruksi pelengkung rangka baja.
            Seperti yang dijelaskan Kepala Disporbudpar Barito Kuala (Batola), Mahali bahwa, pada tahun 2016/2017 pihaknya terus memperkuat destinasi pariwisata. Mengingat bidang ini dipandang sangat strategis untuk dikembangkan. Di samping upaya destinasi ini cukup mendapat dorongan dari pihak legislatif.
“Pihak DPRD selalu mempertanyakan langkah-langkah pengembangan wisata di daerah ini. Upaya itu cukup mendorong saya untuk melakukan pengembangan destinasi,” terang Mahali.
Mahali memaparkan, untuk tahun 2016 ini pihaknya akan membangun lokasi wisata di kawasan Jembatan Rumpiyang. Ia menargetkan kegiatan yang berasal dari pusat dengan biaya Rp 5,3 miliar itu segera rampung tahun 2016 ini juga.
Sedangkan tahun 2017, lanjut Mahali, rencananya juga dikembangkan destinasi wisata religius yang menyatu dengan lokasi taman Panglima Wangkang Marabahan. “Kegiatan yang juga berasal dari pusat dengan biaya senilai Rp 13 miliar ini tentunya akan menjadikan lokasi wisata di kawasan itu akan lebih sempurna,” katanya.
Selain kedua kawasan wisata tersebut, Disporbudpar Batola juga merencanakan untuk melakukan destinasi wisata baru seiring berkembangnya minat masyarakat terhadap lokasi wisata yang jauh dari kota dengan kecenderungan ke lokasi-lokasi perairan.
Sehubungan dengan hal itu, Kadisporbudpar Batola merencanakan akan mengembangkan kawasan wisata Pulau Kembang sejak 2017 dan sudah bisa dilaksanakan 2018 mendatang. Ia pun mengharapkan dukungan dari pihak pemkab.

“Pihak dewan melalui komisi 2 sudah melakukan peninjauan. Kita ada memiliki lahan sekitar 6 hektar di kawasan itu yang bisa digunakan sebagai wisata strategis,” tuturnya. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online

No comments:

Post a Comment