Presiden Jokowi Diminta
Segera Turunkan Harga BBM
ORMAS Pro Jokowi (Projo) se-Solo Raya mendesak
pemerintah menurunkan harga jual bahan bakar minyak (BBM). Hal itu seiring dengan
turunnya harga minyak mentah dunia serta penguatan nilai tukar rupiah terhadap
dolar Amerika.
Pernyataan
itu disampaikan elemen Projo se-Solo Raya bersama DPD Projo Jawa Tengah
(Jateng) di sebuah restoran di wilayah Laweyan, Kamis (10/3). Ketua DPD Projo Provinsi
Jawa Tengah, Sugeng Setyadi, menyatakan
bakal mengirim surat terbuka pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Komisi VII
DPR agar segera menurunkan harga BBM.
Menurut
Sugeng, harga keekonomian BBM seperti premium saat ini sudah terlampau tinggi.
Seusai kebijakan penurunan harga BBM awal Januari lalu, harga premium berada di
angka Rp 7.050,- per liter dari sebelumnya Rp 7.300,- per liter.
“Melihat
harga minyak dunia yang kini di kisaran US $ 40 per barel, BBM bersubsidi
mestinya bisa berada di kisaran Rp 5.500,- per liter. Apalagi nilai tukar
rupiah terhadap dolar Amerika kini menguat dan berada di bawah Rp 13.500,”
urainya.
Pertimbangan Matang
Menurut
Sugeng, desakan penurunan harga BBM tersebut sudah melalui pertimbangan matang
dengan melihat tren harga minyak global. Pihaknya menilai Presiden Jokowi bakal
mengambil keputusan bijaksana untuk kepentingan rakyat. “Penurunan harga BBM
harapannya dapat diikuti turunnya harga kebutuhan sehari-hari dan ongkos
transportasi yang
akan sangat membantu rakyat dalam mengurangi beban ekonomi yang ditanggungnya,”
kata Sugeng.
Sedangkan
Ketua DPC Projo Kabupaten Boyolali, Nurbiantoro Sastro, memertanyakan selisih
harga BBM yang harus dibayar konsumen dengan kondisi harga minyak dunia
sekarang.
Menurut
Nurbiantoro, selisihnya yang bisa mencapai Rp 1.000,- lebih per liter ini
mestinya dapat dimanfaatkan untuk menggenjot pembangunan infrastruktur dan
pemerataan ekonomi. “Sekarang kami bertanya, selisih harga tersebut selama ini
lari ke mana ?” tukasnya.
Di
sisi lain, Nurbiantoro mendesak pemerintah tegas dengan kartel yang membuat
harga bahan pangan, barang dan jasa stabil tinggi meski harga BBM turun.
“Tak
hanya mengirim surat terbuka, kami akan menghadap DPR untuk membeberkan kondisi
riil di lapangan. Kartel dan semacamnya harus dipangkas.”
Dalam
surat terbukanya, Projo juga mendesak penurunan tarif dasar listrik. Mereka
beralasan harga energi primer untuk pembangkit listrik seperti batu bara, gas
dan solar juga mengalami penurunan. (F.894) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment