Tuesday, December 15, 2015

ADVETORIAL KABUPATEN MOJOKERTO

Ruwat Agung Nuswantoro Majapahit

RANGKAIAN kegiatan seni budaya Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, semakin menunjukkan jati dirinya bahwa Kabupaten Mojokerto terutama kawasan Trowulan merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit yang termashur. Upaya melestarikan peninggalan seni dan budaya leluhur itu pun terus digalakkan. Kali ini Pemkab Mojokerto melalui Disporabudpar Kabupaten Mojokerto sebagai leading sector menunjukkan beberapa greget budaya. Diawali Kamis, 15 Oktober 2015, diadakan Festival Tembang Mocopat pelajar tingkat SMA sederajat yang diikuti oleh 60 orang peserta se-Kabupaten Mojokerto. Sistem penilaiannya diambil 3 penyaji terbaik putra dan penyaji terbaik putri dengan hadiah masing-masing Rp 1 juta. Juara I penyaji putra dimenangkan oleh peserta asal SMA Trawas, disusul juara II dari SMA Sooko, dan ditutup oleh peserta asal SMA Dawarblandong di urutan juara III penyaji terbaik putra. Untuk penyaji putri, juara I berhasil direbut oleh peserta asal SMA Mojosari, disusul peserta asal SMA Trawas sebagai juara II, dan juara III diduduki oleh peserta asal SMA Dawarblandong.
Malam harinya, di waktu yang sama, dilaksanakan Gebyar Tembang Mocopat (Paguyuban Sesepuh), yang dihadiri oleh beberapa simpatisan budayawan Mocopat dari Jombang, Kediri, Lamongan, Gresik dan Kertosono.
Gelar Mocopat (Paguyuban Sesepuh) sebagai ungkapan rasa kepedulian, persaudaraan dan keakraban sesama seniman.
Dilanjutkan dengan acara Unduh-Unduh Patirtan, yaitu mengambil air dari 7 sumber mata air (Patirtan) di antaranya Sumur R Wijaya di Desa Bejijong, Sumur Ratu Tribuana Tunggadewi di Desa Klinterejo, Sumur Hayam Wuruk di Desa Panggih, Sumur Damar Wulan/Putri Cempo di Desa Trowulan, Sumur Sumber Towo Brawijaya V di Desa Trowulan, Sumur Sakti Gajah Mada di Desa Beloh, dan Sumur Upas Candi Kedaton di Desa Sentono Rejo.
7 mata air (Patirtan) tersebut tepat pukul 00.00 WIB dijadikan satu untuk dipersiapkan pada acara berikutnya yaitu Ruwat Sukerto pada Jumat (16/10). Dalam filosofi Jawa, Sukerto mempunyai makna pembersihan diri dari malapetaka bagi anak-anak, agar nantinya menjadi generasi yang berguna bagi nusa dan bangsa. Siraman Ruwat Sukerto ini disertai ritual Wayang Sesaat dengan lakon “Murwokolo”. Beberapa golongan anak yang diruwat di antaranya anak ontang-anting, kembar sepasang, sendang kapit pancuran dan pancuran kapit sendang.

Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (MKP),
dalam acara Ruwat Agung Nuswantoro Majapahit
Dilanjutkan kegiatan Mangesti Suro. Dalam acara ini Bupati Mojokerto, Mustofa Kamal Pasa (MKP), menyampaikan bahwa kebesaran Majapahit yang sudah dikenal bukan hanya di lingkup nasional tapi juga sudah mendunia ini saatnya dilestarikan dan diperbaiki. Langkah Pemkab Mojokerto yang bekerja sama dengan Provinsi Jawa Timur dalam mewujudkan Rumah Majapahit adalah awal dari sebuah bentuk pengenalan secara luas budaya Majapahit. Rencana mendesain pagar dan gapura di beberapa titik penting di wilayah Kabupaten Mojokerto tahun 2016 harus bisa diwujudkan. Dengan begitu, aroma Majapahit benar-benar terasa ketika wisatawan terutama dari mancanegara berkunjung ke wilayah Kabupaten Mojokerto.
Bupati MKP menambahkan, yang penting sekarang ini adalah bagaimana dan sejauh apa kita dapat menghargai dan melestarikan budaya setempat ? Acara Mangesti Suro ditutup dengan pagelaran wayang kulit bersama Ki Dalang Suwoto mengambil lakon “Tumuruning Wahyu Keprabon.”
Sabtu, 17 Oktober 2015, adalah puncak kegiatan Ruwat Agung Nuswantoro. Berbagai bentuk hasil karya para seniman dan budayawan yang berjumlah 30 buah dikirab. Pesertanya berasal dari kecamatan, perbankan dan perusahaan. Sebelum kirab diberangkatkan, dilakukan prosesi kirab pusaka Majapahit yang diserahkan ke masing-masing peserta sesuai dengan tugasnya. Bupati MKP membawa Papaka (simbol Majapahit). Kajari membawa payung Gringsing Udan Wiris, Kapolres membawa Tombak Samudera, Dandim membawa pusaka Bendera Gulo Klopo. Hadir dalam acara ini di antaranya Wakil Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Taman Budaya Jawa Timur, DPRD Provinsi Jawa Timur, Parsi Provinsi Jawa Timur, pengelola hotel, camat dan SKPD. (anang/hms)

No comments:

Post a Comment