SURABAYA memang sudah dikenal sebagai kota
tempat lahirnya anak-anak berbakat yang kelak menjadi tokoh nasional. Seperti
tampilnya arek Suroboyo, Evan Dimas Darmono, sang Kapten Timnas U-19, kini
namanya menasional dan menjadi idola bagi jutaan remaja se-Indonesia. Dan kini,
sebanyak 8 anak jalanan (anjal) di bawah bimbingan Sanggar Alang-Alang Surabaya,
bakal tampil di Brasil untuk membela Indonesia dalam kejuaraan sepakbola khusus
anak jalanan yang digelar pada Pra Piala Dunia 2014, Juni mendatang.
4
dari delapan anak tersebut asli arek Suroboyo, sedangkan lainnya berasal dari
Malang dan Blitar. Ini merupakan prestasi hebat karena anak-anak yang
sehari-hari bekerja sebagai loper koran tersebut mampu menyisihkan puluhan anak
lainnya. Didampingi pengasuh Sanggar Alang-Alang Surabaya, Didit Hape, mereka
berpamitan dan memohon doa restu kepada Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, menjelang
berangkat ke Brasil via Jakarta pada
Rabu (26/2).
Walikota
Risma mengaku bangga dengan prestasi yang ditunjukkan anak-anak tersebut.
“Anak-anak ini memberi inspirasi bahwa kalau mereka mau ya mereka bisa. Tidak
ada yang tidak mungkin,” tegas Walikota Risma setelah menerima anak-anak dari
Sanggar Alang-Alang di ruang kerja walikota, Selasa (25/2).
Walikota
yang telah sukses membawa Surabaya meraih 51 penghargaan level nasional dan
internasional ini berharap anak-anak tersebut mampu berprestasi maksimal di
Brasil. Dan, yang lebih penting, mereka bisa menunjukkan attitude yang baik. “Mereka
ini kan bukan hanya membawa nama
Surabaya, tetapi juga Indonesia. Karena itu, mereka harus bisa jaga sikap dan
mental. Mereka harus giat berlatih. Di sana pasti latihannya berat dan mereka
tidak boleh gampang menyerah,” sambung walikota.
Menurut
Didit Hape, delapan anak-anak tersebut berhasil menyisihkan sekitar 70
anak-anak jalanan yang mengikuti seleksi. Mereka adalah Muhamad Ayub, Muhamad
Malik dan Siti Nur Qomariah, yang berasal dari Surabaya, serta Muhamad Yasidur
Rozaq, Eko Siswandi, Rizqi Rahmadi, Muhamad Mukti, serta Yusuf Eko Saputro.
Setelah pengumuman lolos pada 4 Februari lalu, pihaknya langsung mengkarantina
mereka. “Karena anak jalanan ini kan
identik sebagai anak-anak yang keras. Kita memberikan pembenahan mental di kamp
kita di Sanggar Alang-Alang. Kita mencoba dengan teknik pendekatan etika, norma
dan agama,” jelas Didit Hape. Di Jakarta, mereka akan bergabung dengan anak-anak
jalanan dari kota lain seperti Palembang, Medan, Jakarta dan Makassar yang juga
telah lolos seleksi.
Di Brasil nanti, anak-anak tersebut akan bermain
dalam even sepakbola khusus anak jalanan yang digelar sebelum Piala Dunia. Even
yang pertama kali digelar ini diikuti oleh tim dari 14 negara. “Kita sudah siap
mental dan fisik untuk berangkat ke Brasil. Yang paling penting tentu menjaga
kondisi agar tetap fit. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik untuk Surabaya
dan Indonesia,” ujar Muhamad Ayub. (F.183)R.07
No comments:
Post a Comment