KONDISI
alam yang ekstrim dan hujan yang terus-menerus mengguyur hampir di seluruh
wilayah Indonesia juga berdampak di Jawa Timur (Jatim). Banyak jalan utama di
Jatim yang rusak akibat guyuran hujan. Pemerintah Provinsi Jatim pun tak
tinggal diam. Untuk program perbaikan jalan, Pemprov Jatim telah menyiapkan
anggaran Rp 409 miliar. Namun, karena jumlahnya yang terbatas, akan ada skala
priositas untuk proyek tersebut. “Anggaran Rp 409 miliar tentu tidak bisa
menjangkau semuanya. Sehingga terpaksa diprioritaskan untuk akses jalan yang
rusaknya parah,” tegas Kepala Dinas PU Bina Marga Propinsi Jatim, I Made
Sukartha.
Lebih dari tujuh titik
ruas jalan di Jawa Timur berpotensi rusak akibat kondisi alam. Seperti ruas
jalan pantai utara (pantura) Jawa Barat dan Jawa Tengah, akses tersebut juga
rawan ambles, berlobang dan terputus, akibat banjir dan longsor. Beberapa
ruas jalan tersebut umumnya berada di daerah perbatasan, yakni akses penghubung
antar kota atau kabupaten di Jawa Timur. Beberapa di antaranya adalah
Ponorogo-Magetan, Trenggalek-Pacitan serta Mojokerto-Batu.
![]() |
Ahmad Mahdi, Wakil Ketua Komisi D DPRD Propinsi Jatim |
Wakil Ketua Komisi D
DPRD Propinsi Jatim, Ahmad Mahdi, pesimis upaya perbaikan tersebut berjalan
maksimal. Ini karena program perbaikan terkendala hujan. “Sampai saat ini curah
hujan masih tinggi. Di beberapa ruas jalan juga terjadi genangan dan banjir.
Sehingga kerusakan bisa bertambah parah,” tutur politisi Partai Persatuan
Pembangunan ini.
Karena itu, dalam
waktu dekat, komisi yang membidangi pembangunan di Jatim akan memanggil Dinas
PU Bina Marga terkait evaluasi dan progres perbaikan jalan tersebut.
"Harapannya, jumlah kerusakan bisa diminimalisasi. Sehingga arus lalu lintas
antar kota dan kabupaten di Jawa Timur tidak terganggu," terang politisi
asal Fraksi Persatuan Pembanguan DPRD Propinsi Jatim ini serius.
Mahdi
menyampaikan, kondisi cuaca yang tidak menentu belakangan ini, perlu
menjadi perhatian banyak pihak, terutama pengguna jalan. "Sebisa mungkin
mereka membatasi muatan atau menggunakan kendaraan berat di ruas jalan
tersebut," katanya.
Agar tidak merugikan
masyarakat dan mengganggu akses ekonomi, Komisi D mengingatkan Pemprop
Jatim bisa memanfaatkan dana APBD sebesar Rp 409 miliar untuk perbaikan
dan pemeliharaan jalan milik propinsi secara maksimal. "Sehingga anggaran
yang disiapkan tidak sia-sia," pungkasnya.
Kepala PU Dinas Marga
Propinsi Jatim mengatakan, sejumlah ruas jalan tersebut sementara ini masih
dalam kondisi bagus. Namun, karena sifat tanahnya yang labil, ruas jalan
penghubung tersebut berpotensi rusak. “Sedikit saja terkena banjir, jalan bisa
rusak. Apalagi kalau sampai ada longsor. Ini tentu mengkhawatirkan. Karena itu
masyarakat harus berhati-hati,” tuturnya.
Upaya pemeliharaan,
lanjut Made Sukartha, terus dilakukan pemerintah provinsi. Namun, karena
anggaran yang terbatas, tidak semua akses bisa ditangani. Untuk tahun 2014,
misalnya, pihaknya masih fokus pada perbaikan sejumlah jalan rusak. “Saat ini
kondisi jalan banyak yang berlobang. Beberapa juga bergelombang. Sehingga perlu
pengaspalan ulang,” bebernya.
Made menambahkan,
secara keseluruhan, ada sekitar 300 km jalan di Jawa Timur yang masuk dalan
kategori rusak parah. Ruas jalan tersebut tersebar di sejumlah titik di Jawa
Timur. Di antaranya adalah Jatirogo, Trenggalek-Ponorogo, Mlirip-Gedek,
Ploso-Lamongan dan Ploso-Gedek.
Disinggung mengenai
dampak jalan rusak terhadap distribusi barang antar wilayah, Made mengaku tidak
terlalu signifikan. Sebab, sebagian besar ruas jalan rusak tersebut merupakan
jalan alternatif. (F.834)R.26
No comments:
Post a Comment