Kelola Kota Harus Dilakukan Secara Keseluruhan
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini (Bu
Risma).
|
WALIKOTA
Surabaya, Ir Tri Rismaharini,
menekankan dalam mengelola kota harus dilakukan secara keseluruhan dan dari
berbagai macam aspek, terutama sumber daya manusia. "Tidak bisa kalau
terlalu dibuat prioritas. Semisal fokus ke infrastruktur tapi manusianya
dilupakan. Untuk apa membangun kota apabila dinikmati bukan oleh
warganya," katanya saat menghadiri diskusi Perhimpunan Pelajar
Indonesia (PPI) di Erasmus
University Rotterdam, Belanda (11/4).
Salah
satu kelompok usaha di Surabaya yang dibahas oleh Bu Risma yakni Pahlawan Ekonomi. Ia menyebutkan
Pahlawan Ekonomi telah memiliki anggota lebih dari 100 ribu orang dan beberapa
di antaranya mampu mengekspor produknya.
Anggota
kelompok usaha sebagian besar ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan formal
terakhir kisaran SD atau SMP. “Ada yang dulunya TKW mau memperpanjang izin
kerja, tapi saya tolak. Saya rayu supaya nggak
balik keluar negeri, tapi kerja di Surabaya saja,” ujar Bu Risma sembari
menunjukkan foto anggota Pahlawan Ekonomi dalam presentasi.
Di
samping kemajuan dari berbagai aspek, walikota dua periode ini mengakui masih terdapat bidang lain yang
perlu dibenahi, salah satunya transportasi publik. Di luar itu, tingkat
kepuasan masyarakat, pendidikan, kesehatan, pelayanan air, dan keamanan pejalan
kaki di Kota Surabaya dinilai sudah cukup baik.
Tingginya
antusiasme peserta dalam berdiskusi dengan alumnus Erasmus University Rotterdam
ini nampak dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Tak pelak, kepemimpinan
Rismaharini sering dikaitkan dengan penutupan prostitusi Gang Dolly.
Ketika
menanggapi pertanyaan yang diajukan peserta terkait hal itu, Bu Risma
menyampaikan bahwa keinginan kuatnya menutup lokalisasi itu karena ketakutan
terhadap masa depan anak-anak. Ia bertekad memberi masa depan yang lebih baik
bagi generasi penerus Kota Surabaya.
Bu
Risma mengakhiri diskusi dengan berpesan kepada seluruh pelajar Indonesia yang
berada di luar negeri,"Tolong kembali untuk membangun Indonesia. Indonesia
membutuhkan teman-teman semua di mana pun itu”.
Seperti diketahui, Bu Risma menjadi narasumber diskusi
"Kepemimpinan Berintegritas" yang diselenggarakan di Erasmus
University Rotterdam, Belanda, akhir pekan lalu. Diskusi
diselenggarakan PPI
Belanda dan PPI Rotterdam. “Bu
Risma dipilih karena memberikan teladan bagi khalayak selama memimpin Kota
Surabaya,” kata Koordinator
Bidang Kajian dan Gerakan PPI Belanda, M Hanif Nadhif.
Selama
diskusi, Bu Risma mengangkat fokus pembahasan pada peningkatan perekonomian di
Kota Surabaya melalui pengembangan masyarakat. Pada awal terpilih menjadi
walikota, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa
Timur, sekitar 12 persen masyarakat Surabaya tergolong miskin dan kemudian
turun hingga 1,2 persen dalam enam tahun kepemimpinannya.
Strategi
Pemerintah Kota Surabaya untuk penurunan angka kemiskinan diakui tidak mudah
dan dilakukan melalui berbagai macam aspek, di antaranya peningkatan kualitas
pendidikan dan kesehatan, pendirian kelompok usaha seperti Pahlawan Ekonomi, Youth Organization Development, start-up Surabaya, dan pelbagai strategi
lainnya.
Upaya
ini dianggap berkontribusi terhadap penurunan inflasi Kota Surabaya dari
tingkat 4,39 tahun 2012 menjadi 3,22 pada 2016. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
di Kota Surabaya pun meningkat dari 77,2 menjadi 79,47 selama lima tahun, data
dari BPS Provinsi Jawa Timur. (F.839)
No comments:
Post a Comment