Wednesday, June 7, 2017

ADVETORIAL PEMKOT SURABAYA

Kelola Kota Harus Dilakukan Secara Keseluruhan

Walikota Surabaya, Tri Rismaharini (Bu Risma).
WALIKOTA Surabaya, Ir Tri Rismaharini, menekankan dalam mengelola kota harus dilakukan secara keseluruhan dan dari berbagai macam aspek, terutama sumber daya manusia. "Tidak bisa kalau terlalu dibuat prioritas. Semisal fokus ke infrastruktur tapi manusianya dilupakan. Untuk apa membangun kota apabila dinikmati bukan oleh warganya," katanya saat menghadiri diskusi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Erasmus University Rotterdam, Belanda (11/4).
Salah satu kelompok usaha di Surabaya yang dibahas oleh Bu Risma yakni Pahlawan Ekonomi. Ia menyebutkan Pahlawan Ekonomi telah memiliki anggota lebih dari 100 ribu orang dan beberapa di antaranya mampu mengekspor produknya. 
Anggota kelompok usaha sebagian besar ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan formal terakhir kisaran SD atau SMP. “Ada yang dulunya TKW mau memperpanjang izin kerja, tapi saya tolak. Saya rayu supaya nggak balik keluar negeri, tapi kerja di Surabaya saja,” ujar Bu Risma sembari menunjukkan foto anggota Pahlawan Ekonomi dalam presentasi.
Di samping kemajuan dari berbagai aspek, walikota dua periode ini mengakui masih terdapat bidang lain yang perlu dibenahi, salah satunya transportasi publik. Di luar itu, tingkat kepuasan masyarakat, pendidikan, kesehatan, pelayanan air, dan keamanan pejalan kaki di Kota Surabaya dinilai sudah cukup baik. 
Tingginya antusiasme peserta dalam berdiskusi dengan alumnus Erasmus University Rotterdam ini nampak dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Tak pelak, kepemimpinan Rismaharini sering dikaitkan dengan penutupan prostitusi Gang Dolly.
Ketika menanggapi pertanyaan yang diajukan peserta terkait hal itu, Bu Risma menyampaikan bahwa keinginan kuatnya menutup lokalisasi itu karena ketakutan terhadap masa depan anak-anak. Ia bertekad memberi masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus Kota Surabaya.
Bu Risma mengakhiri diskusi dengan berpesan kepada seluruh pelajar Indonesia yang berada di luar negeri,"Tolong kembali untuk membangun Indonesia. Indonesia membutuhkan teman-teman semua di mana pun itu”.
Seperti diketahui, Bu Risma menjadi narasumber diskusi "Kepemimpinan Berintegritas" yang diselenggarakan di Erasmus University Rotterdam, Belanda, akhir pekan lalu. Diskusi diselenggarakan PPI Belanda dan PPI Rotterdam. Bu Risma dipilih karena memberikan teladan bagi khalayak selama memimpin Kota Surabaya,” kata Koordinator Bidang Kajian dan Gerakan PPI Belanda, M Hanif Nadhif.
Selama diskusi, Bu Risma mengangkat fokus pembahasan pada peningkatan perekonomian di Kota Surabaya melalui pengembangan masyarakat. Pada awal terpilih menjadi walikota, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, sekitar 12 persen masyarakat Surabaya tergolong miskin dan kemudian turun hingga 1,2 persen dalam enam tahun kepemimpinannya.
Strategi Pemerintah Kota Surabaya untuk penurunan angka kemiskinan diakui tidak mudah dan dilakukan melalui berbagai macam aspek, di antaranya peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, pendirian kelompok usaha seperti Pahlawan Ekonomi, Youth Organization Development, start-up Surabaya, dan pelbagai strategi lainnya.

Upaya ini dianggap berkontribusi terhadap penurunan inflasi Kota Surabaya dari tingkat 4,39 tahun 2012 menjadi 3,22 pada 2016. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Surabaya pun meningkat dari 77,2 menjadi 79,47 selama lima tahun, data dari BPS Provinsi Jawa Timur. (F.839)

No comments:

Post a Comment