Walikota Surabaya,
Tri Rismaharini, berbincang dengan Walikota Metro, Lukman Hakim |
OPTIMALISASI pelayanan publik
melalui inovasi teknologi yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya,
mendapatkan apresiasi positif dari jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Metro,
Provinsi Lampung. Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Walikota Metro,
Lukman Hakim, ketika melakukan kunjungan kerja ke Balai Kota Surabaya, Kamis
(25/9).
Lukman Hakim datang bersama jajaran
SKPD Pemkot Metro dengan didampingi Ketua DPRD Kota Metro, Anna Morinda, serta
sejumlah anggota legislatif Kota Metro. Mereka diterima langsung oleh Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini, bersama jajaran SKPD Pemkot Surabaya. Dalam
pertemuan yang berlangsung hampir dua jam tersebut, Walikota Metro beserta
rombongan menanyakan banyak hal demi mengetahui kiat-kiat Walikota Risma dalam
penyediaan pelayanan publik di Surabaya. Mulai dari membangun potensi sumber
daya manusia, penataan sentra Pedagang Kaki Lima (PKL), optimalisasi lahan
pertanian, pengurusan administrasi kependudukan, hingga cara untuk meningkatkan
partisipasi warga dalam program pembangunan kota.
“Kunjungan kami ke Surabaya karena
kami ingin mendapatkan ilmu lebih banyak. Kami ingin belajar atas keberhasilan
Surabaya. Karena itu kami juga mengajak serta tim kerja sama daerah (TKSD).
Bagi kami, tidak perlu belajar jauh-jauh ke luar negeri, belajarnya ke Surabaya
saja,” tegas Lukman Hakim.
Dikatakan Lukman, dirinya menyadari
Kota Metro yang memiliki luas wilayah 68,74 kilometer persegi dengan total
populasi warga 160 ribu jiwa, akan sulit berkembang seperti Surabaya. Namun,
menurutnya, yang paling penting adalah adanya semangat dan kemauan untuk
belajar.
“Kota kami terus berbenah. Kami
sudah mendapat Adipura, tetapi kami ingin tingkatkan lagi. Apalagi setelah
melihat di Surabaya, sama sekali tidak ada sampah berceceran di jalan-jalan.
Karena itu, kami ingin bekerja sama dengan Surabaya dalam penyediaan pelayanan
publik,” sambung dia.
Sementara Ketua DPRD Kota Metro,
Anna Morinda, menanyakan perihal kiat sukses Walikota Risma dalam mengubah
mindset warga yang awalnya apatis menjadi ikut aktif dan peduli terhadap
program pemkot.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini,
mengaku senang bisa berbagi ilmu dengan Pemkot Metro. Menurutnya, jika ke
depannya ada semakin banyak kota atau kabupaten yang maju, berarti Indonesia
akan semakin bagus. “Bukan berarti yang bertanya itu enggak ngerti dan bukan
berarti kami lebih pintar. Kami hanya melakukannya lebih dulu. Intinya, ilmu
itu jangan disimpan saja,” ujar Walikota Risma.
Walikota yang telah membawa
Surabaya meraih banyak penghargaan level nasional dan internasional ini kemudian
“mengajak jalan-jalan” Walikota Metro bersama rombongan melalui paparan di
layar display. Mulai dari cara pengelolaan sampah, pemanfaatan lahan pertanian
warga melalui kampung budidaya pertanian dan urban farming, penataan sentra PKL
hingga kiat mengintegrasikan pelayanan publik dengan teknologi. Termasuk
pemanfaatan CCTV untuk pengaturan arus lalu lintas.
“Setiap tahun jumlah pegawai kita
berkurang karena ada yang pensiun. Itu kita atasi dengan pemakaian teknologi
informasi untuk pelayanan publik. Warga senang karena selain lebih transparan,
juga memangkas waktu karena pelayanan bisa lebih cepat dibandingkan dengan cara
manual. Kita harus membuat trust pada masyarakat bahwa pemerintah layak
dipercaya. Caranya dengan membuat semua transparan,” jelas Walikota Risma.
Walikota Risma juga menjelaskan
perihal upaya Pemkot Surabaya dalam melakukan efisiensi anggaran. Salah satunya
dengan meniadakan kegiatan Pemkot Surabaya di hotel. Termasuk juga tentang
bagaimana cara mendorong partisipasi warga. “Kita beri contoh dengan ikut turun
langsung. Seperti kerja bakti tiap Jumat pagi. Jadi tidak hanya sekadar teori atau
perintah. Lama-lama warga juga akan terbiasa sehingga akan melakukannya
sendiri,” jelas mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Kota Surabaya memang menjadi kota yang terdepan dalam hal pelayanan
publik. Faktanya, Surabaya meraih dua penghargaan inovasi pelayanan publik 2014
melalui inovasi pelayanan publik Surabaya Single Windows (SSW) dan Government
Resource Management System (GRMS) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi pada 2 Mei 2014 lalu. Surabaya juga meraih predikat
kepatuhan pelayanan publik dari Ombudsman Republik Indonesia pada 23 Juli 2014
lalu. Ada 14 SKPD di Kota Surabaya yang masuk dalam zona hijau yang artinya
pelayanannya optimal. Di antaranya Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, Unit
Pelayanan Terpadau Satu Atap (UPTSA), administrasi kependudukan pada Dispendukcapil,
pelayanan rumah sakit RSUD dr Soewandhie dan Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment