Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, meninjau beberapa poster hasil penelitian siswa-siswi yang dipajang di ruang tengah Perpustakaan Bank Indonesia |
ANIMO pelajar di Surabaya
untuk melakukan penelitian dan menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi
masyarakat, semakin meningkat. Itu terlihat dari jumlah pelajar di Kota
Pahlawan yang mengikuti ajang Surabaya Young Scientist Competition 2014 alias
lomba peneliti muda yang digelar Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya di
Gedung Perpustakaan Bank Indonesia, Rabu (24/9).
Tahun ini, ada 217 pelajar SMP, SMA
dan SMK se-Surabaya yang berani menampilkan karya-karya penelitiannya di bidang
matematika, fisika, ekologi dan komputer. Jumlah peserta tersebut naik dari
ajang yang sama pada tahun 2013 di mana pesertanya mencapai 160 peserta.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini,
yang hadir untuk membuka acara, menyampaikan harapan besarnya agar siswa-siswi
di Surabaya terus aktif menghidupkan keingintahuan melalui pengamatan terhadap
lingkungan yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan penelitian dan
mengaplikasikan ilmu yang didapat di sekolah.
“Saya senang tahun ini pesertanya
semakin banyak. Harapan saya, temuannya aplikatif dan problem solving sehingga
bisa bermanfaat bagi banyak orang. Saya ingin di Surabaya lahir peneliti muda
yang sukses dan temuannya dipakai industri dunia,” tegas Walikota yang disambut
tepuk tangan ratusan pelajar.
Risma berharap para pelajar di
Surabaya tidak hanya menjadikan aktivitas penelitian sebagai tugas sekolah,
praktik ataupun sekadar untuk mengikuti lomba. Lebih dari itu, Walikota
menekankan, image yang selama ini muncul bahwa menjadi peneliti itu kurang
pergaulan (kuper) dan tidak ada duitnya, dengan sendirinya akan terhapus.
Sebab, bila produk hasil penelitiannya memang menarik dan berguna, itu akan
bisa menjadi sumber penghasilan bagi si peneliti.
Walikota mencontohkan kisah sukses
Linus Nara yang ketika masih berstatus siswa SMP Petra 5 Kelas 9, berhasil membuat produk helm
berpendingin. Helm berpendingin tersebut kemudian diproduksi masal dan sudah
dikontrak perusahaan sehingga membuat Nara kebanjiran hasil royalti produknya.
“Penemu Twitter (Jack Dorsey),
hasil temuannya awalnya juga hanya dipakai di kampusnya saja. Kini, dia sudah
jadi salah satu orang terkaya di dunia. Jadi, tidak benar kalau jadi peneliti
itu minim penghasilan karena lama di laboratorium. Saya tahu ini sulit, tetapi
selama kalian punya kemauan, kalian akan bisa,” sambung Walikota.
Walikota pemilik gelar magister
manajemen pembangunan kota di ITS Surabaya ini juga mengingatkan para guru dan
kepala sekolah agar melaporkan ke Dinas Pendidikan bila ada hasil penelitian
siswanya yang bagus.
“Kalau hasil penelitiannya bagus
harus segera dipatenkan, daripada diambil orang lain. Saya siap membantu hak
patennya. Intinya kita akan terus bina anak-anak ini,” imbuh Walikota.
Sebelum membuka acara, Walikota didampingi Asisten IV Sekkota Surabaya,
Eko Hariyanto, Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Ikhsan, dan Kabag Humas Pemkot
Surabaya, Muhamad Fikser, meninjau beberapa poster hasil penelitian siswa-siswi
yang dipajang di ruang tengah Perpustakaan Bank Indonesia. Selain menanyakan
hasil penelitian, Walikota juga memotivasi para pelajar untuk terus belajar dan
mengembangkan minat dalam penelitian. (Rilis) web majalah fakta /majalah fakta online
No comments:
Post a Comment