Dari kiri : Bupati dan Wakil Bupati Sukoharjo berpakaian adat Jawa |
BERBEDA dengan
peringatan tahun-tahun sebelumnya, peringatan hari kelahiran Kota Makmur
Sukoharjo dilakukan dengan berbagai acara. Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT)
Kabupaten Sukoharjo ke-68 tahun, yang jatuh pada hari Selasa, 15 Juli 2014,
dilakukan sangat sederhana. Tidak ada panggung hiburan dan pawai keliling Kota
Kabupaten, seperti yang dilakukan setiap tahun. Untuk peringatan tahun 2014
dirayakan sangat sederhana karena bertepatan dengan Bulan Puasa Ramadhan. Tapi
yang istimewa, seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib memakai pakaian Jawa
lengkap.
Menurut Bupati Sukoharjo, H Wardoyo
Wijaya SH MH, peringatan HUT ke-68 tahun dirayakan sangat sederhana tapi
khidmad. Hal itu dilakukan, karena peringatan HUT ke-68 tahun 2014 bertepatan
dengan bulan puasa Ramadhan. Untuk itu, peringatannya dilakukan dengan sangat
sederhana.
“Kita menghormati umat Islam yang sedang
menunaikan ibadah puasa. Sehingga umat muslim yang menjalankan ibadah tidak
terganggu. Kalau ada panggung hiburan, dikhawatirkan mengurangi kekhusukan
beribadah,” paparnya.
Bupati lewat Kabag Pemerintahan, R M
Suseno, didampingi Kabag Humas, Djoko EN, menambahkan, meski sederhana
peringatan HUT tidak mengurangi makna dan artinya. Bahkan, peringatan HUT tahun
2014 sangat istimewa, karena seluruh PNS diwajibkan memakai pakaian Jawa
lengkap. Pada tanggal 15 Juli seluruh PNS, memakai seragam beskap lengkap.
Pada peringatan HUT ke-68 tahun,
banyak prestasi yang berhasil disabet kabupaten berpenduduk 942.523 jiwa itu. Banyak
prestasi dan penghargaan baik tingkat regional maupun nasional yang berhasil
diraih. Di antaranya, juara pertama nasional pemerintah daerah penyelenggara
bangunan gedung kategori kabupaten dan juara III nasional penataan ruang serta
cipta karya. Kemudian juara pertama nasional lomba kelompok ternak sapi,
juara satu nasional lomba Hasil Tanaman Obat Keluarga (Toga) tingkat nasional
dan juara I Provinsi Puskesmas terbaik. Untuk penghargaan Satya Lencana Kraya
Bhakti Praja Nugraha diterima dari Presiden RI dan Anubhawa Sasasan dari
Menteri Hukum dan HAM.
Meski berhasil menorehkan sejumlah
prestasi dan penghargaan, ternyata masih mempunyai banyak pekerjaan rumah (PR)
yang harus diselesaikan. Tercatat ada tiga PR yang memerlukan penanganan serius
yaitu mangkraknya proyek pembangunan pasar Ir Soekarno Sukoharjo, masih banyak
penduduk miskin dan belum sempurnanya pembangunan insfrastruktur.
Seperti diketahui, pada HUT ke-66
tahun lalu, masyarakat mendapatlkan kado istimewa pembangunan dua pasar
tradisional dengan dana sekitar Rp 60 miliar, dari bantuan APBN, APBD Provinsi
dan APBD Kabupaten. Untuk pasar Sukoharjo Kota yang diberi nama pasar Ir
Soekarno, telah dilakukan peletakan batu pertama oleh Bupati Wardoyo Wijaya,
namun sampai saat ini mangkrak. Hal itu terjadi karena pelaksana proyek PT
Ampuh tidak melakukan pembangunan sesuai Rencana Anggaran Belanja (RAB).
Buntutnya, pasar yang direncanakan selesai awal 2013 sampai sekarang mangkrak.
Sementara itu, pasar Bekonang
yang menempati areal tanah sekitar 9.000 m2, telah selesai dan
diresmikan. Pasar yang menempati tanah strategis itu, dianggarkan sekitar Rp 29
miliar. Dengan selesainya pembangunan pasar Bekonang, mampu meningkatan
perekonomian masyarakat. Menyusul pembangunan pasar tradisonal Nguter dan
Tawangsari.
Berdasarkan data terakhir, jumlah
penduduk kabupaten terkecil nomor dua di Jawa Tengah setelah Kudus ini, pada
usianya ke-67 jumlah penduduknya sebanyak 942.523 jiwa. Dari jumlah penduduk
itu, 342.231 jiwa atau 36,31% merupakan penduduk miskin. Dari jumlah itu 84.823
jiwa masuk kategori sangat miskin, penduduk miskin status II 87.483 jiwa,
status III, 71.919 jiwa dan status IV sebanyak 98.006 jiwa.
Melihat kondisi yang demikian itu,
Wardoyo Wijaya melakukan manuver dan cara untuk mewujudkan janjinya. Setelah
selesai menata pendidikan gratis, dilanjutkan penataan hidup warganya dengan memberi
bantaun Kube, modal simpan pinjam bantuan setiap RT. Bahkan, untuk pemukiman
layak huni juga dilakukan lewat program bedah rumah atau pemugaran rumah tidak
layak huni (RTLH).
Selain itu, memasuki usianya yang
ke-68 tahun, kabupaten seluas 46,66 km2 ini masih menjadi salah satu penyangga
pangan di Jateng bahkan nasional. Meski telah melakukan fungsi dan tugasnya
sesuai norma dan aturan, bahkan terjadi lonjakan keberhasilan, tapi masih juga
banyak kerikil-kerikil tajam menghadang. Bagaimana beratnya mewujudkan
perubahan sampai menyentuh ke seluruh masyarakat ? “Untuk mewujudkan semua itu,
kerikil-kerikil tajam yang menghadang harus disingkirkan,” papar Bupati Wardoyo
Wijaya.
Paling utama dalam peringatan hari jadinya tahun
2014 ini adalah semangat untuk memajukan Sukoharjo di sejumlah sektor. Yang
terpenting adalah komitmen untuk lebih memakmurkan masyarakat Sukoharjo,
memajukan seluruh potensi daerah Sukoharjo dan membuat nama Sukoharjo harum di
berbagai bidang. Kunci keberhasilan adalah kebersamaan, kerja sama dan peran
serta berbagai pihak. Selamat ulang tahun ke-68 Kabupaten Sukoharjo. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment