Sado yang beroperasi di Kota Lhokseumawe |
WARGA Kota Lhokseumawe baru mengenal angkukan “sado”
(kereta delman yang ditarik oleh kuda). Sebelumnya masyarakat kota paska gas
alam yang dilingkari Laut dan Sungai Muara ini belum mengenal angkutan sado.
Terlebih lagi anak-anak usia dini sama sekali tidak mengenal yang namanya sado.
Orang-orang
Aceh yang tinggalnya di sekitar pantai Selat Melaka maupun di kaki pegunungan
Seulawah dan Gurutei, hanya mendengar saja adanya sado di luar Aceh. Sebagian
dari mereka melihat adanya operasional sado hanya di kota-kota dataran tinggi
Sumatera Utara, Pematang Siantar dan Kabupaten Simalungun, ataupun di Padang,
Sumatera Barat. Barulah di masa perkembangan zaman yang mulai merata ini Kota
Lhokseumawe, Aceh, pun sudah bisa menikmati berkendaraan dengan sado, iring-iringan
dengan becak mesin dan becak dayung serta ojek (RBT) yang sudah lebih dulu mendominasi
angkutan penumpang di Lhokseumawe.
Berkat
perkembangan dan pesatnya kendaraan angkutan penumpang yang semakin berkembang,
dirancang dan ditempa oleh pelaku dan pengusaha angkutan berjasa kuda, mereka
ingin mengepakkan sayapnya dengan luas dan bebas ke seluruh kota dan desa di
Indonesia tercinta ini.
Mulainya
sado beroperasi mengangkut penumpang di Kota Lhokseumawe sejak Minggu pertama
bulan Juni 2014. Hal itu dibenarkan oleh seorang kurir sado yang mengaku bernama
Yogie (24), asal Paya Kumbuh, Sumatera Barat, ketika terlibat pembicaraan
dengan M Abbas Gani dari FAKTA di Komplek KP 3 Kota Lhokseumawe, Rabu sore
(11/7). “Kami mulai tiba di Lhokseumawe sejak awal bulan Juni 2014”. Soal income atau masukan dari hasil angkutan
sadonya setiap hari, menurut Yogie, hanya pas-pasan saja untuk biaya hidup
sehari-hari.
Kurir
sado yang lainnya yaitu pemuda yang panggilan sehari-harinya Konok (23) dan mengaku
berasal dari Solok, Sumatera Barat, mengatakan, asyik juga berkeliling kota
Lhokseumawe, banyak tempat rekreasinya, yang dikelilingi pantai, laut dan
sungai, Bukit Rata serta Bukit Pangoinya.
Yogie dan Konok mengatakan hingga saat ini baru
ada 4 unit sado yang berkeliling mencari penumpang di Lhokseumawe. Keempat sado
tersebut berasal dari Padang, Sumatera Barat. Setiap hari mereka mangkal di seputar
areal Komplek KP3 Kota Lhokseumawe, sebagai lokasi utama persinggahan
sado-sadonya itu. (F.434) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment