SEJUMLAH petani tambak Matang
Baroh, Kecamatan Lapang, Aceh Utara mengeluh dengan kondisi saluran air yang
tersumbat. Normalisasi saluran yang dilakukan DKP Kabupaten Aceh Utara, belum
mampu membuka seluruh saluran untuk sirkulasi air tambak.
Utoh Piah, 49, petani tambak
Matang Baroh, beberapa waktu lalu mengatakan, kondisi saluran tambak di Matang
Baroh memprihatinkan. Semak-semak menutupi saluran. Akibatnya, aliran air
melalui Alue Nireh tidak mampu mengaliri tambak petani.
Kondisi ini sudah lama, bahkan tambak yang
luasnya seratusan hektar banyak yang tidak difungsikan. “Pergantian air tambak
sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya udang windu,” jelasnya. Ketika
sirkulias air ke areal tambak tidak lancar, petani akan mengalami kegagalan.
Sementara itu, sejumlah petani
sekitar Alue Nireh juga mempertanyakan normalisasi saluran. “Hanya sebagian
kecil saluran yang dilakukan normalisasi,” jelas salah seorang petani.
Menurutnya, hanya sepertiga dari panjang saluran yang baru dilakukan
pengerukan. Sehingga mereka sangat mengharapkan, Dinas Kelautan dan Perikanan
(DKP) Aceh Utara lebih memprioritaskan program normalisasi saluran tambak di
Matang Baroh.
Kepala DKP Aceh Utara melalui Kabid Budidaya, Muliyadi, mengatakan, dana
normalisasi saluran tambak dari anggaran Otonomis Khusus (Otsus) sangat
terbatas. “Apalagi tambak di Aceh Utara sangat luas, sehingga dana normalisasi
saluran tidak mencukupi,” jelas Muliyadi. (F.955) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment