"Warga PKB, NU
dan kalangan pesantren jelas tidak sepakat atas gerakan radikal yang melakukan
kekerasan atas nama Islam, jadi itu menjadi perhatian khusus kami”
PRESIDEN RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Presiden RI
terpilih, Joko Widodo, akan menghadiri Muktamar PKB yang diselenggarakan di
Surabaya, 30 Agustus-1 September 2014.
“Rencananya,
Pak SBY yang membuka, dan Pak Jokowi yang menutup sesuai protokoler,” kata
Wakil Ketua DPW PKB Provinsi Jawa Timur, Mas’ud Adnan.
Sekretaris
DPW PKB Provinsi Jawa Timur, Thoriqul Haq, menjelaskan, Wakil Presiden RI, Boediono,
beserta sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II juga akan hadir. Di
antaranya, Menteri Koordinator Perekonomian, Chairul Tanjung, serta Menteri
Hukum dan HAM, Amir Syamsudin. Mereka akan menjadi pembicara pada sejumlah sesi
dalam muktamar. Begitu pula Jokowi.
|
Ketua
Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, dan Sekjen DPP PKB, Imam Nahrawi |
Muktamar
PKB kali ini akan diikuti sekitar 5.000 peserta dari seluruh cabang partai di
Indonesia. Salah satu agenda muktamar adalah memilih ketua umum serta pengurus
DPP dan Ketua Dewan Syuro PKB periode 2014-2019.
Thoriqul
Haq menjelaskan, panitia muktamar telah melakukan persiapan teknis, yang
meliputi tempat penginapan peserta, tempat acara, masalah akomodasi, maupun
penjemputan peserta. Artis Dewi Persik rencananya juga hadir dalam muktamar
yang akan berlangsung tiga hari itu. Bahkan artis seksi yang biasa disapa DP
itu ditunjuk sebagai pembaca ayat-ayat suci Al-Quran. Selain DP, hadir pula
raja dangdut Rhoma Irama.
Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat mandat dari para kiai dan tokoh muda
pesantren agar membahas pencegahan paham radikal dalam Muktamar PKB 2014. Rekomendasi
ini disambut dengan tangan terbuka oleh Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin
Iskandar.
"Warga
PKB, NU dan kalangan pesantren jelas tidak sepakat atas gerakan radikal yang
melakukan kekerasan atas nama Islam, jadi itu menjadi perhatian khusus
kami," jelas pria yang akrab disapa Cak Imin itu usai menutup Bahtsul
Masail Kebangsaan dalam Perspektif Para Muda Pesantren, Sabtu malam (23/08).
Alhasil,
disepakati bahwa kader PKB, NU serta kalangan pesantren bakal serius menangkal
semua faham yang tidak sesuai dengan ideologi negara, dan mengancam NKRI. "Para
kiai pesantren dan warga NU sudah bergerak memberikan pemahaman kepada
masyarakat akan bahaya kepentingan politik yang dibungkus agama itu,"
terangnya.
PKB
secara resmi juga menerima rekomendasi forum diskusi tokoh muda pesantren Jawa
Timur agar bisa mengintervensi pemerintah supaya bersikap lebih tegas terhadap
setiap jenis gerakan radikal yang mengancam NKRI. Lantaran para pengikut
gerakan semacam ini menganggap dakwah harus dilakukan secara radikal, konsep
negara Islam, seruan jihad, serta pembangkangan terhadap ideologi Pancasila,
melanggar syariat agama Islam.
"Cara
tersebut berbeda jauh dengan konsep Islam rahmatan lil 'alamin yang menjadi
tema besar Muktamar PKB serta dalam naungan prinsip ahlussunah wal
jamaah," tegasnya.
Agar
pesannya tersampaikan, Cak Imin meminta para partisipan Muktamar PKB di Empire
Palace Jalan Pasar Blauran, Surabaya, menangkap pesan tersebut. Supaya usai
muktamar, pihak-pihak yang berkepentingan cepat mengaplikasikan rekomendasi
untuk menangkal deradikalisasi di NKRI.
Bahtsul
Masail Kebangsaan PKB tersebut dihadiri para kiai muda dari 60 pesantren di
Jawa Timur. Kiai dari Ponpes Darul Ulum, Selo Tumpuk, Kabupaten Blitar, K H
Muhammad Ali Romzi, mengungkapkan, majelis menginginkan Muktamar PKB 2014 juga
membahas serius perkembangan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
"Organisasi
ini (ISIS) bisa mengancam keutuhan NKRI. Ini menjadi poin penting dan akan kita
rekomendasikan masuk dalam pembahasan Muktamar PKB, yang kemudian diharapkan
bisa menjadi kebijakan partai," kata Gus Ali Romzi, panggilan akrabnya.
Prinsipnya,
para kiai muda tak sepakat konsep pembentukan Daulah Islamiyah (DI) lantaran
bertentangan dengan negara Pancasila yang sah secara syar'i. Hal yang
terpenting, papar dia, bagaimana syariat Islam ditegakkan dalam sebuah negara.
Namun, dengan tuntunan Rasulullah yang tidak mewajibkan berdirinya sebuah
negara Islam.
Selain
Gus Ali Romzi, hadir pula M Shodif (Gus Shodif) dari Ponpes Al Falah Malang,
Gus Hazani Zubair (Ponpes Nurul Cholil Bangkalan), Gus Toif (Ponpes Al Falah,
Ploso, Jombang), Gus Ahmad Athoillah (Ponpes Denanyar Jombang), Gus Aizzudin
(Ponpes Tebuireng Jombang), Gus Faiz (Ponpes Nurul Jadid Probolinggo), serta
sejumlah kiai muda lainnya.
Kaum
Tionghoa pun menitipkan aspirasinya pada Partai Kebangkitan Bangsa agar menjadi
salah satu pembahasan dalam Muktamar. "PKB sebagai motor gerak kaum
Tionghoa sejak masa Gus Dur memimpin tahun 1999 tetap akan kami titipi amanat
agar menyuarakan aspirasi kami di tengah keberagaman bangsa," jelas Sekjen
Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia (IPTI), Ardy Susanto, usai menyerahkan lembaran
rekomendasi pada Ketua Umum DPP PKB, Abdul Muhaimin Iskandar, di Kantor DPP
PKB, Jalan Raden Saleh No.9, Jakarta Pusat, Selasa (26/8).
Hubungan
yang terjalin antara kaum Tionghoa dan PKB, menurut Ardy, tercipta berkat
penggalan-penggalan sejarah di masa Orde Baru. Pria yang pernah menjadi caleg
PKB Dapil Banten III ini yakin, kekuatan hubungan tersebut tetap terjalin dalam
satu visi. "Tionghoa di Indonesia yang pluralis sangat diterima secara
terbuka karena PKB mau konsisten ikut menyuarakan agar penggalan cerita tadi
disatukan dan kami meminta PKB konsisten menjaga pilar keberagaman bagi seluruh
lapisan," cetus Ardy.
Berkat
kesetiaan PKB sebagai garda keberagaman bangsa tadi, warga Tionghoa juga
berjanji loyal pada Green Party. Meskipun ada berbagai masalah yang menerpa
internal maupun eksternal PKB. "Kesimpulannya, PKB selalu menerapkan ilmu
dari Mahaguru Gus Dur yang tak pernah berubah. Sehingga semua lapisan
masyarakat Tionghoa resmi menjadikan PKB sebagai corong politik melalui
Muktamar. Dari sisi NU dan PKB, maka secara kebangsaan, Tionghoa paripurna
mendukung," urai Ardy.
Sementara
itu duet Muhaimain Iskandar (Cak Imin) sebagai Ketua Umum dan Imam Nahrawi
sebagai Sekretaris Jendral (Sekjen) PKB tak tergoyahkan. Diprediksi, dua orang
ini akan tetap memimpin PKB untuk lima tahun mendatang.
Alasannya,
dua orang ini dianggap memiliki andil besar untuk membesarkan PKB dari ambang
kehancuran paska konflik internal yang berkepanjangan. Ketua DPC PKB Kota
Surabaya, Syamsul Arifin, mengatakan, duet Cak Imin dan Imam Nahrowi ini patut
diberi kesempatan lagi untuk menahkodai partai yang didirikan oleh kiai-kiai NU
untuk lima tahun ke depan. Hal itu sangat beralasan, karena banyak pihak dari
luar yang tidak senang jika PKB besar sehingga berusaha memicu konflik.
"Kami
mendukung penuh duet Cak Imin dan Imam Nahrawi memimpin kembali PKB lima tahun
mendatang," terang Syamsul di sela-sela pembekalan anggota FPKB DPRD Jatim
dan Kabupaten/Kota se-Jatim, Minggu (17/8).
Syamsul
juga menyatakan, meski kedua orang ini belum resmi menyatakan maju dan bersedia
diduetkan kembali, namun sebagian besar cabang-cabag di Jatim banyak yang
mendukung. Ia yakin, jika banyak cabang yang menghendaki untuk memimpin lagi,
tentu kedua tokoh ini tidak akan menolak.
"Saya
yakin jika muktamirin menghendaki duet Cak Imin dan Imam Nahrawi, maka mereka
berdua pasti tidak bisa menolak," tegas alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya
ini.
Sejumlah
kalangan internal menilai, posisi Muhaimin Iskandar sebagai leader partai memang
belum bisa tergantikan. “Kalau soal itu (pergantian ketua umum) saya optimis
muktamirin akan secara aklamasi tetap mendukung Cak Imim. Suara cabang-cabang
masih menghendaki beliau memimpin PKB,” terang Ketua DPP PKB, Helmy Faishal
Zaini, di Jakarta, Senin (18/8).
Menurut
politisi yang juga Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini, sosok Muhaimin
Iskandar memiliki karakter kepemimpinan yang melekat kuat baik di elit maupun
di basis. Sebagai leader di partainya, ungkap Helmy, Muhaimin memiliki dua
keunggulan sekaligus yang tidak dimiliki kader lain.
“Pertama,
beliau itu bergaris darah langsung dengan Mbah Wahab dan Mbah Hasyim, pendiri
NU. Garis dzurriyah ini penting dalam politik NU. Kedua, beliau juga tokoh
aktifis yang berproses mulai dari bawah. Kelengkapan ini yang tidak dimiliki
kader lain,” papar Helmy.
Dengan
dua keunggulan tersebut, menurut Helmy, selama memimpin PKB, Cak Imin terbukti
berhasil mengorganisasi berikut menjembatani kepentingan warga nahdliyyin
dengan baik. Secara organisatoris, Cak Imin jugalah yang mampu mengembangkan
SDM kader partai hingga memperkenalkan kepada sistem kepartaian modern yang
jauh lebih maju dari sebelumnya. “Dalam konteks kepartaian saya bisa sebut
beliau itu bapak kader,” tutupnya.
Helmy
menjelaskan, selain aklamasi terhadap kepemimpinan Cak Imin, dalam Muktamar
besok PKB juga akan membahas program kerja selama lima tahun mendatang,
membahas penguatan organisasi partai, dan persiapan menghadapi pemilu serentak
(pileg dan pilpres) pada 2019.
Sedangkan
Wakil Sekjen DPP PKB, Lukmanul Khakim, menyatakan, kepemimpinan Ketua Umum PKB,
Muhaimin Iskandar, yang mampu menaikkan suara PKB 100 persen dalam Pemilu
Legislatif 2014 membuatnya layak untuk menahkodai kembali partai dengan ciri
khas warna hijau ini.
“Cak Imin sungguh cerdas dalam memimpin partai
ini. Selain mampu menaikkan suara PKB 100 persen, beliau juga mampu memenangkan
pasangan Jokowi-JK dalam Pilpres lalu,” tambahnya.
Menurutnya, sosok Cak Imin banyak disukai
karena dia mudah bergaul dengan siapa pun, baik dengan elit politik maupun
kalangan biasa. Ditambahkan, dalam kancah politik nasional, Cak Imin juga
sangat visioner dalam melakukan langkah-langkah politik PKB.
“Untuk
itu, tidak ada alasan untuk tidak menjadikan beliau sebagai Ketua Umum PKB
periode 2014-2019 mendatang. PKB masih sangat membutuhkan kecerdasan dan jiwa
visioner beliau dalam menjalankan roda partai di masa mendatang,” ucapnya.
|
dr
H M Zairullah Azhar MSc Ketua DPW PKB Provinsi Kalsel |
Secara
terpisah, Ketua DPW PKB Provinsi Kalimantan Selatan. dr H M Zairullah Azhar
MSc, kepada FAKTA mengatakan sependapat tentang berduetnya kembali Cak Imin dan
Imam Nahrawi sebagai Ketua Umum dan Sekjen DPP PKB periode 2014-2019. Apalagi
pada Pemilu 2019 nanti awal dilaksanakannya Pemilu Serentak yaitu Pemilu
Legislatif dan Pemilu Presiden-Wakil Presiden RI dilaksanakan bersamaan waktunya
sesuai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Sehingga diperlukan figur kepemimpinan
PKB yang sudah teruji kemampuannya dalam meningkatkan kepercayaan rakyat kepada
PKB yang dalam berpolitik menerapkan konsep Islam rahmatan lil ‘alamin, Islam
adalah rahmat bagi seluruh isi alam semesta, tidak korupsi, cinta damai,
anti-kekerasan, peduli umat apa pun agamanya, apa pun sukunya, apa pun rasnya,
apa pun golongannya, terlebih pada wong cilik.
“Insya Allah Muktamar PKB 2014 di Surabaya nanti
dapat berlangsung dengan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang
bermanfaat bagi seluruh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tutur
ZA – panggilan Zairullah Azhar. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online