MATAHARI
mulai terbenam dan suara adzan Maghrib baru saja berkumandang ketika ribuan
warga Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, mengepung rumah Komisaris
Polisi Patahuddin di Jalan Pannampu. Tanpa ada yang mengomando, warga langsung
melempari rumah Patahuddin dengan batu sehingga kaca dan pintu rumah dua lantai
bercat biru itu pun berantakan. Selain itu warga juga merusak mobil yang diparkir
di rumah itu. Perusakan rumah Patahuddin berlangsung hingga pukul 21.00, Kamis
lalu. Saat itu Patahuddin beserta keluarga tetap bertahan di dalam rumah.
Iskandar,
43, warga Pannampu, mengatakan, warga merusak rumah Patahuddin lantaran anggota
Polda Sulselbar itu ringan tangan. Pemicu utamanya, Patahuddin keberatan jika
ada kendaraan parkir di depan rumahnya. Warga yang ketahuan parkir di situ, dia
giring masuk ke halaman rumahnya lalu dia pukuli dan dia tendangi berkali-kali.
Korbannya dari tukang becak hingga sopir.
Menurut
Iskandar, Patahuddin sering memukuli warga sejak tinggal di Jalan Pannampu 20
tahun lalu. “Biasanya jalanan macet jadi pengendara biasanya singgah sejenak di
depan rumahnya, saat itulah dia langsung berkata-kata kotor, menendang dan
memukul”.
Untuk
mengendalikan amuk warga kepada Patahuddin, pihak Polrestabes Makasar akhirnya
mengerahkan dua kompi ke lokasi. Namun malah disambut lemparan batu dari warga
sehingga terjadi bentrokan. Untuk membubarkan paksa maka polisi menggunakan
semprotan water cannon dan gas air mata baru warga mulai mundur perlahan-lahan.
Kepala
Polrestabes Makassar, Komisaris Besar Polisi Fery Abraham, dan Walikota Makassar,
Mohammad Ramahdan Pomanto, yang datang ke lokasi kejadian juga disambut
lemparan batu oleh warga. Walhasil kedua petinggi itu pun dievakuasi ke tempat yang
aman. Polisi lalu meminta bantuan tiga kompi TNI yang akhirnya berhasil meredam
emosi warga. Sekitar pukul 22.00 warga membubarkan diri tapi polisi dan anggota
TNI tetap berjaga-jaga di lokasi kejadian.
Komisaris
Besar Polisi Fery Abraham mengatakan kepada wartawan, pihaknya akan segera
memeriksa Patahuddin. Dia sudah menerima laporan warga ihwal perilaku tidak
menyenangkan yang sering dipertontonkan Patahuddin. Kejadian ini merupakan
akumulasi kebencian warga karena Patahuddin sudah sejak lama suka memukuli
orang akibatnya masyarakat marah.
Warga
memohon kepada Kapolda Sulselbar untuk memeriksa Patahuddin dan diberi sanksi agar
tidak mengulangi lagi perbuatannya dengan seenaknya melakukan penganiayaan kepada
masyarakat di sekitar kediamannya. Sebab ada kemungkinan kalau Patahuddin tidak
merubah sifat emosionalnya maka bisa terjadi lagi yang lebih besar.
Sedangkan
Walikota Makassar, Mohammad Ramadhan, berjanji kepada penduduk akan
menyelesaikan masalah ini secara hukum. Danny - sapaan akrab Ramadhan -
mengundang warga untuk berdialog. “Saya minta perwakilan warga membicarakan
kasus ini pada Sabtu besok”.
Juru bicara Polda Sulselbar, Komisaris Besar Polisi
Endi Sutendi, mengatakan, Patahuddin dan keluarga telah dievakuasi ketika warga
berhasil “dipukul” mundur. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment