WALIKOTA
Surabaya, Tri Rismaharini, dinyatakan
sebagai kepala daerah yang peduli terhadap masalah gizi warganya. Untuk itu,
walikota terbaik ketiga dunia versi World Mayor Project (WMP) tersebut
dianugerahi penghargaan oleh DPD Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jatim. Penghargaan
diserahkan oleh Ketua DPD Persagi Jatim, Andriyanto, bertepatan dengan
rangkaian peringatan Hari Gizi Nasional 2015 di Hotel Narita, Sabtu (28/2).
Adapun tema acara tahun ini adalah “Bersama Membangun Gizi, Menuju Bangsa Sehat
Berprestasi”.
Dalam sambutannya, Andriantyo
menyatakan bahwa momen ini bukan semata-mata membagi-bagikan penghargaan kepada
sejumlah tokoh. Namun, lebih dari itu, pihaknya ingin menggugah semangat
seluruh lapisan masyarakat agar lebih sadar gizi. Menurut dia, masalah gizi
sudah menjelma menjadi problem kompleks di Jawa Timur. “Ke depan, sumber daya
manusia (SDM) sangat ditentukan oleh faktor gizi,” terangnya.
Terkait terpilihnya figur Risma - sapaan
Tri Rismaharini - sebagai penerima penghargaan, Andriyanto mengatakan, hal itu
dikarenakan kesehatan masuk dalam program prioritas Kota Surabaya. Salah satu
contoh yang paling konkret yakni inovasi program pendampingan bina keluarga
gizi kurang maupun gizi buruk secara berkelanjutan.
Sementara itu, Walikota Risma
memaknai permasalahan gizi sebagai sesuatu tantangan yang harus ditangani
bersama. Artinya, problem tersebut bukan hanya menjadi tanggung jawab dokter
dan ahli gizi, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat termasuk pemerintah.
Dikatakan Risma, ketika berbicara
tentang gizi, pemerintah kota kerap dihadapkan oleh kultur negatif yang masih
dianut sebagian masyarakat. Kultur yang dimaksud mantan Kepala Bappeko ini
adalah sikap meremehkan asupan gizi.
“Sayangnya, masih ada saja yang
beranggapan toh kalau sakit akan dicover BPJS. Nah, pemikiran seperti inilah
yang harus diubah. Sebab, kalau seseorang sakit, akan menyebabkan
ketidakproduktifan. Artinya, seharusnya orangtuanya bisa bekerja tapi karena
anaknya sakit, terpaksa harus menjaga dan merawatnya,” ujarnya.
Dia menambahkan, pentingnya kesadaran
akan gizi juga harus ditangkap setiap keluarga di Indonesia. Pasalnya, ketika
menghadapi persaingan global, anak-anak Indonesia tidak hanya dituntut cerdas
secara intelektual, tetapi juga sehat secara fisik dan emosional. (Rilis) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment