Gedung DPRD Provinsi Jatim |
JATUHNYA pesawat AirAsia QZ 8501 rute Surabaya –
Singapura menyimpan duka mendalam bagi keluarga korban. Tak hanya keluarga
korban, DPRD Provinsi Jatim juga ikut menyatakan belasungkawa sedalam-dalamnya atas
musibah yang menimpa para korban tersebut.
Hamy W, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim, memberikan apresiasi
kepada Badan Search And Rescue (SAR) Nasional (Basarnas) yang dalam waktu
singkat berhasil menemukan lokasi jatuhnya pesawat AirAsia di Selat Karimata.
Dalam waktu yang singkat pula Basarnas dibantu pihak TNI-Polri berhasil
mengevakuasi para penumpang yang menjadi korban. "Kinerja Basarnas patut
diapresiasi. Ini berkat koordinasi yang baik serta doa seluruh masyarakat. Kami
berharap, pihak keluarga korban bisa tabah menerima kenyataan ini," ujar
Hamy dengan nada haru.
Masyarakat dan keluarga korban berharap semua korban dapat
ditemukan baik dalam keadaan hidup atau sudah meninggal. Hingga berita ini
ditulis, Black Box yang diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengungkap kejadian
jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 telah ditemukan. “Kami harapkan kotak hitam
pesawat yang sudah diketemukan itu bisa menjadi alat bukti atas kejadian
jatuhnya peasawat,” ujar Panglima TNI, Jenderal Muldoko, yang ikut memantau
pelaksanaan pencarian.
Di sisi lain, pimpinan Komisi D DPRD Provinsi Jatim menyatakan
apresiasi pada pihak penyelenggara pergantian Tahun Baru Pemerintah Provinsi
Jawa Timur (Jatim) yang tidak mengadakan pesta kembang api. Ketua
DPW PKS Jatim ini juga menunjukkan empatinya kepada keluarga korban dengan
menginstruksikan kader PKS melakukan pendampingan terhadap keluarga korban yang
tidak tercover crisis center di bandara T2 Juanda.
"Ini waktunya berempati bukan berpesta. Karena itu lebih
baik pesta kembang api diganti istighotsah," saran politisi yang akrab
disapa Ustad Hamy itu.
Seperti diberitakan, untuk memberikan rasa empati terhadap
tragedi tersebut, tradisi Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, menggelar pesta
kembang api di Gedung Negara Grahadi saat malam tahun baru urung dilakukan.
DPRD Jatim juga meminta kali ini Gubernur tidak menggelar pesta pergantian
tahun. Pernyataan itu disampaikan pimpinan Komisi E, Suli Daim.
Pantauan FAKTA saat malam pergantian tahun 2014 ke 2015 tak
terlihat pesta kembang api dan gegap-gempita berlebihan di depan gedung Grahadi
yang sudah terpasang panggung pergantian tahun. Para pejabat bersama Pakde
Karwo hanya memberikan sambutan dan renungan akhir tahun.
Politisi PAN itu menilai menggelar pesta tahun baru di saat
masyarakat sedang berduka pasca jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 rute
Surabaya-Singapura sangatlah tidak elok. Sebab hal itu bisa melukai perasaan
keluarga korban yang sedang berduka.
"Kami mohon pemprov menghentikan tradisi pesta kembang api
pada malam tahun baru. Kita harus peka dan berempati dengan keluarga korban
AirAsia. Apalagi mayoritas korban pesawat naas itu adalah warga Jawa
Timur," tutur Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim. Politisi berlatar pendidik
ini menyarankan malam tahun baru dengan pesta kembang api diganti dengan
muhasabah, perenungan diri serta doa bersama. Karena yang terpenting saat ini
adalah bagaimana mengisi tahun 2015 yang sudah di depan mata dengan lebih baik.
Terlebih tahun 2015 persaingan akan semakin ketat seiring berlakunya Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA).
Suli juga menilai pesta kembang api dan konser musik yang biasa
digelar di Grahadi tak lebih dari kegiatan hura-hura yang menyedot anggaran tak
sedikit. Karena itu, pria berkaca mata ini berharap tradisi pesta tahun baru
seperti itu lebih baik distop untuk seterusnya. "Saya dari dulu
kurang setuju dengan tradisi pesta kembang api itu. Lebih baik distop total,
biayanya juga pasti tak sedikit. Lebih baik dialokasikan untuk kegiatan yang
lebih bermanfaat," tegas mantan Ketua Umum PW Pemuda Muhammadiyah Jatim
ini. (F.835) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment