WALIKOTA MOJOKERTO BERANGKATKAN
KIRAP BUDAYA
Menurut Pak Wali, Kota Mojokerto dapat disebut
sebagai miniatur Indonesia sebab semua agama ada di Kota Mojokerto |
WALIKOTA Mojokerto, K H Mas’ud Yunus, memberangkatkan kirap budaya Leang-Leong dari Klenteng Hok Sian Kiong Mojokerto.
Kirap budaya kali ini diselenggarakan dalam rangka merayakan Tahun Baru Imlek 2567 bersamaan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional, Minggu (21/2).
Dalam sambutannya, Walikota Mas’ud Yunus
menyampaikan
rasa bangga kepada seluruh masyarakat Kota Mojokerto yang dapat hidup rukun dan
saling menghormati. Walau Kota Mojokerto berbhineka namun bisa tunggal ika.
Pernyataan Walikota
Mojokerto dengan nada berapi-api serasa membakar semangat warga Tri Dharma yang
memadati klenteng saat itu.
Menurut Pak
Wali, Kota Mojokerto dapat disebut sebagai miniatur Indonesia sebab semua agama ada di Kota
Mojokerto. “Bukan
Mojokerto kalau tidak ada Islam, bukan Mojokerto kalau tidak ada Hindu, bukan
Mojokerto kalau tidak ada Kristen, bukan Mojokerto kalau tidak ada Budha, dan
bukan Mojokerto kalau tidak ada Konghucu. Itulah wajah Kota Mojokerto, kehidupan antarumat beragamanya terbangun dengan sangat kondusif. Masing-masing dapat
hidup berdampingan, seperti yang terlihat saat ini semua agama diberikan kesempatan untuk memimpin do’a,” katanya.
Walikota yang hadir bersama jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota Mojokerto, didampingi Wakil Walikota Mojokerto,
Kapolres Mojokerto Kota dan pimpinan SKPD disambut gembira oleh seluruh warga
Tri Dharma.
Pada kesempatan tersebut walikota juga menyampaikan bahwa budaya Leang-Leong
sangat diminati masyarakat Indonesia dan sebagai ikon budaya di Kota Mojokerto.
Buktinya, kesenian
leang-leong ini
sangat dinantikan oleh masyarakat. Antusias warga untuk menikmati hiburan ini tidak
dapat dibendung lagi. Mereka rela menunggu berjam-jam memadati area klenteng dan rute yang dilalui kirap budaya. Kehidupan yang rukun dan damai ini
sangat mendukung program Pemerintah Kota Mojokerto sebagai Kota Pelayanan
"Service City”. Kirap kali ini dengan rute Klenteng
– Jln Letkol Sumarjo – Jln A Yani - Alun-Alun - Jln Mojopahit - Jln Bhayangkara - Jln PB Sudirman dan kembali ke
start/finish di
Klenteng Hok Sian Kiong.
Berdasarkan catatan sejarah, berlatih seni ilmu bela diri Cina sangatlah populer
dalam periode Chun Chiu. Di waktu-waktu kosong, Tari Naga ini juga
diajarkan kepada para pelajar ilmu bela diri untuk menambah semangat. Di zaman Dinasti Ching, kelompok
Tari Naga dari Propinsi Beijing.
Kaisar Ching memuji dan kagum akan keterampilan mereka, sehingga langsung
memberikan ketenaran yang luar biasa bagi kelompok Tari Naga ini.
Hal yang tidak kalah menariknya bahwa tanggal 21 Pebruari ini bertepatan
dengan peringatan Hari Sampah Internasional. Oleh karena itu Ketua Hok Sian Kiong, I Gede Sidarta, menyerahkan bantuan tong sampah
kepada Walikota Mojokerto.
Sumber lain menyebutkan, dalam peringatan Hari Sampah Sedunia ini Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan tahun 2016 ini mentargetkan sampah plastik berkurang 1,9 ton dalam setahun melalui
kantong plastik berbayar. Uji coba tersebut telah
diterapkan di 22 kota di
Indonesia, mulai hari ini bersamaan dengan Hari Peduli Sampah Nasional.
Kepala Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK, Sudirman, mengatakan, produksi sampah nasional
dalam setahun mencapai 64 juta
ton berasal dari berbagai jenis. Dan 14 % di antaranya sampah plastik.
Menurut Sudirman, pengurangan sampah plastik itu sejalan dengan rencana
pembangunan jangka menengah nasional pemerintah terkait dengan pengurangan
sampah nasional sekitar
11 % pada tahun 2016. Kebijakan pengurangan sampah plastik diberlakukan secara bertahap. Pertama kali di tempat perbelanjaan. Setiap kantong plastik yang digunakan pembeli saat berbelanja harus ditebus dengan harga Rp 200 per lembar. Evaluasinya akan dilakukan setiap
3 bulan. Jika hasil evaluasi menunjukkan pelaksanaan progam ini hasilnya
tidak signifikan maka harga kantong plastik bisa dipatok lebih mahal lagi. Hasil dari pembayaran kantong plastik tersebut akan diakumulasikan dan akan
dipergunakan untuk kepentingan masyarakat. (anang/hms) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment