BPPD Sukoharjo Gelar Sosialisasi Pengelolaan Sungai
![]() |
Gerakan Resik-Resik Kali justru memiliki
semangat budaya lokal yaitu gotong royong yang berdampak pada kegiatan yang
berkesinambungan.
|
SALAH satu potensi ancaman
bencana di Kabupaten Sukoharjo adalah banjir, yang disebabkan banyaknya daerah
aliran sungai yang tidak sesuai peruntukannya dan pengelolaannya. Padahal jika
dikelola dengan mengedepankan kearifan lokal dan dilaksanakan secara masif
berkelanjutan akan menjadi sebuah nilai budaya yang menghasilkan
terminimalisirnya ancaman bencana. Untuk itulah Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo menggelar Sosialisasi Pengelolaan Sungai
kepada aparatur dan masyarakat. Sosialisasi berlangsung dua hari (21-22/9) di
Pendopo GSP diikuti seratus peserta dari masyarakat dan aparatur pemerintahan.
Asisten Adimistrasi Sekda
Sukoharjo, Eko Adji Arianto, yang membacakan sambutan Sekretaris Daerah selaku
Kepala BPBD Sukoharjo menyampaikan bahwa kecenderungan bencana hidro
meteorologis semakin meningkat seiring dengan perubahan iklim global. Selain
juga peningkatan aktivitas manusia (anthropogenic) terhadap bencana, maka
diperlukan adanya gerakan pengurangan bencana. Dalam hal ini adalah sungai
dengan adanya Gerakan Resik-Resik Kali. Gerakan yang sederhana ini justru memiliki
semangat budaya lokal yaitu gotong royong yang berdampak pada kegiatan yang berkesinambungan.
Gerakan resik-resik kali
atau restorasi sungai ini sangat penting karena bertujuan mengembalikan fungsi
sungai yang sebenarnya yakni bersih, sehat, produktif dan lestari.
Sosialisasi tersebut
terdiri dari lima sesi selama dua hari. Nara sumber di antaranya dari Univertas
Gajah Mada (UGM) dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) serta
aktivis lingkungan. (Ist) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment