Ancaman HIV-AIDS Di Jeneponto
![]() |
Saat berlangsung pelatihan komprehensif
berkelanjutan (LKB) HIV-AIDS yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten
Jeneponto.
|
DINAS Kesehatan Kabupaten Jeneponto, Provinsi
Sulsel, membuka pelatihan komprehensif berkelanjutan (LKB) HIV-AIDS yang bertujuan
untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat, melalui kader-kader kesehatan di
puskesmas atau para penjangkau.
Pengelola
data HIV-AIDS Dinas Kesehatan Jeneponto, Mappibaung, mengatakan, kegiatan ini
digelar berkaitan dengan jumlah kasus yang terinfeksi penyakit berbahaya
tersebut. Data terbaru Jeneponto sudah masuk urutan kedua setelah Makassar dan
Parepare.
"Untuk
data kasus tiga bulan terakhir, dari tahun 2013, ada 21 orang HIV, 43 orang
AIDS. Tahun 2014 ada 43 HIV, 43 AIDS dan pada tahun 2016 ada 45 orang HIV dan
22 AIDS. Angka itu khusus Jeneponto."
Selain
itu, Data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sulsel, Zulfikar A Ghafar, mengatakan,
pada tahun 2014 - 2016 Jeneponto menempati urutan ketiga. Sementara untuk
keseluruhan kasus terinfeksi di Sulsel, terhitung untuk tahun 2014 HIV 883,
AIDS 209, tahun 2015 HIV 882, AIDS 305, tahun 2016 HIV 468, AIDS 312.
“Ini
bukan karena kegagalan dalam menekan angka tersebut, tetapi disebabkan karena
faktor layanan kesehatan, khususnya rumah sakit dan puskesmas yang giat
melakukan pemeriksaan, sehingga muncul kasus HIV AIDS," ujar Zulfikar.
Gejala
awal pada penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquird Immunodeficiency
Sindrome (AIDS) itu tidak nampak dan seperti fenomena gunung es. "Gejala
tidak ada tanda kelihatan, seperti gunung es, kalau penularannya akibat dari
hubungan seks, pemakaian suntikan yang tidak steril dan lainnya," papar
Fikar.
Selain
itu, pengelolaan TBC dan HIV-AIDS di Puskesmas Bontosunggu Kota, Ratna,
mengemukakan akibat dari penyakit HIV AIDS, berdasar pada data tahun 2016
didapati tiga orang korban. "Satu di antaranya sudah meninggal atas nama
Fir (20)”. (F.998) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks
No comments:
Post a Comment