DENPASAR
Satu
Tahun Jokowi-JK, Nawacita Jadi Duka Cita
![]() |
Made Mudarta |
TANGGAL 20 Oktober 2015 tepat
satu tahun Jokowi-JK memimpin negeri ini. Ada banyak hal yang disoroti publik.
Tak hanya pada satu sektor, namun secara keseluruhan, Jokowi-JK dianggap belum
mampu mengelola negara dengan baik.
Ketua DPD Partai
Demokrat Propinsi Bali, I Made Mudarta, menuturkan, revolusi mental yang
diagung-agungkan oleh Jokowi justru menjadi perubahan yang berjalan
lambat. "Revolusi mental berubah menjadi evolusi mental. Lambat
pergerakannya. Nawacita tinggal duka cita," kata Mudarta di Denpasar,
Selasa (20/10).
Ia mengambil contoh
mengatasi kabut asap akibat kebakaran hutan di beberapa daerah. Meski sudah
banyak korban, namun hingga kini kabut asap tak kunjung dapat diatasi. "Sekarang
asap tak hanya di Sumatera, tapi juga menyebar ke Sulawesi, Kalimantan, Maluku
bahkan Papua," papar dia.
Alih-alih mengatasi
asap, Mudarta menilai justru pemerintah merendahkan harga dirinya sendiri di
mata negara tetangga dengan meminta bantuan untuk mengatasi masalah
tersebut. "Harga diri kita jatuh di mata negara tetangga, mengatasi
asap saja tidak bisa. Sementara korban terus berjatuhan, sekolah diliburkan,
generasi kita tidak sehat," terang Mudarta.
Padahal, masih kata dia,
pada saat yang sama dalam situasi demikian publik membutuhkan kehadiran negara
secara cepat. "Yang dibutuhkan itu strong
leadership," tegas dia.
Pada sisi lain, kondisi
ekonomi Indonesia makin terpuruk. "Meluncur ke bawah secara drastis. Dolar
meledak, pengangguran makin banyak. Yang bekerja menjadi pengangguran akibat
marak PHK, apalagi yang menganggur," tutur pengusaha muda asal Jembrana
ini.
Pada sisi penegakan
hukum, Mudarta menilai KPK justru dilemahkan posisinya. "KPK itu jungkir
balik. Ketuanya dikriminalisasi, posisinya sekarang akan dilemahkan. Begitu
juga Ketua Komisi Yudisial yang dijadikan tersangka. Sementara korupsi makin
marak," ulas Mudarta.
Pada sisi perlindungan
anak dan perempuan, Mudarta menyoroti kasus kekerasan yang menimpa anak.
"Banyak sekali kasus pembantaian terhadap anak. Itu terjadi karena
penegakan hukum kita lemah," tuturnya.
Pada saat yang sama,
Mudarta melihat janji kampanye Jokowi-JK sama sekali belum memiliki fondasi
untuk dijalankan. "Bagaimana mau dijalankan, fondasinya dibentuk saja
belum. Harapan kita segera dibangun fondasinya untuk merealisasikan janji-janji
kampanye beliau dulu," sarannya.
Mudarta mendesak agar
Jokowi-JK benar-benar bekerja cepat merealisasikan janji-janji politiknya dan mendorong
kesejahteraan rakyat. "Sekarang ini kan yang gembira baru koalisi partai
dan relawannya saja akibat bagi-bagi jabatan. Yang lain masih pada menderita.
Jokowi-JK harus segera memberikan pengamanan dan mendorong kesejahteraan
rakyat," pungkas Mudarta. (Tim) web majalah fakta / majalah fakta online
No comments:
Post a Comment