PENJARINGAN
ASPIRASI MASYARAKAT OLEH AWEY
Vinsensius SS alias
Awey, Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, didampingi Endang Rini Asih, Ketua
DPC Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kecamatan Simokerto yang juga Bakal Calon
(Balon) Anggota DPRD Kota Surabaya 2019-2024.
SEBAGIAN
masyarakat mungkin pernah mendengar gaung 1 mobil 1 garasi. Itulah salah satu usulan
perda dari Vinsensius SS alias Awey, Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, untuk
merapikan mobil-mobil yang parkir di pinggir jalan. Minggu (15/10), Awey
mengadakan reses didampingi Ketua DPC Partai Nasional Demokrat (NasDem)
Kecamatan Simokerto yang juga Bakal Calon (Balon) Anggota DPRD Kota Surabaya
2019-2024, Endang Rini Asih, di Kelurahan Sidodadi untuk berbagi pengalaman menjadi anggota
dewan dan menjaring aspirasi dari warga.
Menurut
Awey, pada tahun 2008 ia memutuskan untuk resign
(keluar) dari tempat kerjanya dan ingin berkarya untuk bangsa selama 1 periode
di Kota Surabaya. Saat itu Awey bergabung dengan Partai NasDem. Walaupun ia
tidak memiliki background (latar
belakang) politik tapi tidak menyurutkan niatnya untuk mengabdi dan membantu masyarakat dengan
ikhlas.
“Pada waktu itu saya datang ke Daerah
Pemilihan (Dapil) 5. Tidak ada yang kenal dengan saya, tapi saya nekad samperin warga dan menawarkan ke warga
untuk melamar jadi manajer. Mereka menolak dan berkata banyak pak yang
bicaranya seperti bapak, bapak berani berapa ? Saya tidak kasih apa-apa. Alhasil tidak ada 1 suara pun di Dapil
5. Saya ingin ajarkan
pada warga cara yang benar yaitu jangan semuanya transaksional. Dengan tekad yang kuat saya tetap datang ke daerah Dapil 5 dan
berkarya di sana. Itulah bentuk edukasi politik saya, saya datangi TPS yang bukan wilayah saya tapi saya
berkarya di sana. Ada 2 hal yang saya ikrarkan dalam diri, yang pertama saat
saya terpilih menjadi anggota dewan maka
saya bukan milik Dapil siapa pun namun milik warga Surabaya. Yang kedua, saya akan komitmen untuk menjadi wakil rakyat Surabaya,
saya akan hadir di
mana-mana apabila masyarakat
membutuhkan. Tapi saya tidak pernah mendahului angota dewan yang terpilih di
Dapil tersebut. Jika masalah belum tertangani oleh dewan terpilih di Dapil tersebut baru silakan hubungi saya maka saya siap bantu maksimal. Hubungi saya
langsung tanpa perantara. Kalau pakai perantara saya suruh pulang, karena negara ini sudah
susah oleh perantara-perantara,” papar Awey.
Awey juga
menyampaikan kepada warga mengenai BPJS. Jika ada warga yang keberatan membayar iuran BPJS maka
bisa mengajukan PIB yakni iuran bantuan dari pemerintah dengan syarat memiliki
SKTM. Adapun mengenai dana hibah, harus hati-hati dengan orang yang menawarkan
dibuatkan proposal, warga tinggal tanda tangan saja. Itu bahaya, karena banyak
proposal fiktif yg dibuat oleh oknum tidak bertanggung jawab yang ingin
memanfaatkan dana hibah tetapi tanggung jawab dana hibahnya ada di warga. Jika ada pemeriksaan maka yang dimintai keterangan adalah warga, sementara oknum tersebut lepas
dari tanggung jawab. “Dana hibah itu gampang tapi harus warga sendiri yang membuat
pengajuan proposalnya dan digunakan sesuai kebutuhan masyarakat sendiri”.
No comments:
Post a Comment