Presiden
Jokowi Berpesan Hati-Hati "Sekolahkan" Sertifikat Di Bank
|
Presiden RI, Joko Widodo, didampingi
Bupati Giri Prasta saat menyerahkan 3.500 sertifikat tanah untuk rakyat Bali
bertempat di Lapangan Puspem Badung,
Sempidi, Jumat (8/9).
|
PRESIDEN RI, Joko Widodo, menyerahkan
3.500 sertifikat tanah untuk rakyat Bali bertempat di Lapangan Puspem Badung,
Sempidi, Jumat (8/9). Ribuan sertifikat ini diserahkan secara simbolis
kepada sepuluh perwakilan penerima. Para penerima ribuan sertifikat ini berasal
dari lima kabupaten/kota se-Bali, meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten
Tabanan, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Klungkung.
Turut hadir pada kesempatan itu, Menteri
Agraria dan Tata Ruang RI, Sofyan Djalil, Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta,
Bupati/Walikota se-Bali, para pejabat terkait serta 3.000 masyarakat dari lima
kabupaten/kota se-Bali.
Presiden Jokowi dalam sambutannya memerintahkan
kepada Menteri BPN agar segera menyelesaikan persertifikatan tanah di Indonesia
dan kemudian diserahkan kepada masyarakat.
"Banyak sekali sengketa, karena belum
pegang ini (sertifikat tanah). Kalau sudah pegang ini kan aman, sertifikatnya ada," ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Solo ini
pun berpesan kepada masyarakat yang sudah menerima sertifikat agar menjaga sertifikatnya
dengan baik supaya tidak rusak.
"Kalau sudah pegang sertifikat, tolong diberi
plastik. Kalau genteng bocor tidak rusak. Yang kedua, tolong difotocopy. Kalau
hilang biar cepat ngurusnya,"
katanya.
Selanjutnya, Presiden Jokowi juga menyarankan
kalau sertifikat itu mau dijadikan jaminan di bank agar memperhatian kemampuan
dalam membayar. "Yang ketiga, kalau mau ‘disekolahkan’ di bank
agar hati-hati. Dihitung dan kalkulasi. Hati-hati. Biasanya begitu dapat
sertifikat langsung ke bank. Dapat 200 juta, langsung 100 jutanya beli
mobil. Ini yang tidak boleh, jangan diutak-atik untuk kesenangan. Sertifikat
ini bisa hilang. Hati-hati," pesan Jokowi berkali-kali.
Ditegaskan bahwa sertifikat ini sebagai tanda
bukti hak atas tanah yang harus disimpan oleh masyarakat. "Silahkan
ke bank, nggak apa-apa, tapi jangan
sampai hilang," imbuhnya.
Ia juga minta kepada Badan Pertanahan Nasional
(BPN) agar memberikan pelayanan yang cepat kepada masyarakat. "Saya titip
kepada BPN berikan pelayanan yang cepat pada masyarakat. Kemudian
secepat-cepatnya dikeluarkan (sertifikatnya)," pinta Jokowi.
Sementara Sofyan Djalil selaku Menteri Agraria
dan Tata Ruang RI melaporkan, total ada 3.500 sertifikat yang diserahkan
kepada
2.797 penerima dari lima kabupaten/kota di Bali.
Meliputi Kabupaten Badung 1.000
sertifikat, Tabanan 1.000 sertifikat, Gianyar 1.000 sertifikat,
Kota Denpasar 300
sertifikat dan Klungkung 200 sertifikat. Ia mengatakan, saat ini ada 46
juta bidang tanah bersertifikat dari 126 juta bidang yang ada di seluruh
Indonesia.
Untuk di Bali, pihaknya menargetkan semua tanah sudah
bersertifikat dan terdaftar pada tahun 2019. "Kalau di Bali sudah
sangat banyak tanah bersertifikat. Bagi yang belum, target kita tahun
2019 sudah semua," ujarnya.
Sementara untuk Kabupaten Badung, Sofyan
Djalil menyatakan tahun 2018 ini sudah rampung. "Kalau untuk Badung tahun
2018 semua tanah sudah bersertifikat," tegasnya sembari menambahkan, pada
tahun 2017 ini pihaknya telah menyerahkan sekitar 5 juta sertifikat di seluruh
Indonesia.
Sofyan Djalil berharap dengan adanya sertifikat
ini bisa menghindari terjadinya konflik tanah. "Mudah-mudahan dengan
sertifikat itu tidak ada lagi konflik. Dan, sertifikat ini bisa digunakan untuk
modal keuangan, bisa digadaikan dan dijaminkan. Cuma hati-hati jangan sampai
uangnya digunakan untuk kebutuhan konsumtif," pesan Sofyan Djalil. (Rilis)