PEMKOT BAKAL RESMI KANTONGI IJIN KONSERVASI
KBS
PERJUANGAN Perjuangan Walikota Surabaya, Tri
Rismaharini, untuk “menyelamatkan” KBS (Kebun Binatang Surabaya) menuai titik
terang. Orang nomor satu di Pemkot Surabaya itu akhirnya mendapat kepercayaan
penuh dari Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), untuk mengelola Kebun Binatang
Surabaya (KBS). Hal itu disampaikan dalam jumpa pers usai rapat di kantor
Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (21/1).
Rapat
yang juga dihadiri Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, Menko Perekonomian, Hatta
Rajasa, Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya, dan Gubernur Jatim, Soekarwo,
tersebut mengambil keputusan bahwa izin konservasi akan diserahkan kepada
Walikota Surabaya dalam rentang waktu satu minggu. Proses penerbitan izin
sifatnya tidak akan menunggu, walaupun masih ada gugatan kasasi. “Sehingga
walikota segera memiliki kewenangan penuh. Jadi, izin definitif akan kita
serahkan walaupun masih ada kasasi,” terang Zulkifli.
Kedua,
akan ada penyegaran di tubuh pengelola. Hal itu dimaksudkan untuk memutus
bibit-bibit konflik, dengan begitu mereka yang menjalankan tugas mengelola KBS
benar-benar fokus pada kesejahteraan satwa. “Penataan manajemen termasuk soal
kandang, pakan dan seterusnya juga akan diaudit bekerja sama dengan Universitas
Airlangga (Unair) Surabaya. Jika ada satwa yang sakit tentu akan dirawat atau
dipindahtangankan ke lembaga konservasi yang punya izin,” imbuhnya.
Kabar
baik itu tentu saja membawa angin segar di tengah terpaan berita miring akibat
banyaknya satwa yang mati belakangan ini. Pasalnya, posisi Pemkot Surabaya
tidak ideal untuk mengelola KBS lantaran izin konservasi belum jua dikantongi.
Alhasil, pemkot belum bisa melakukan pembenahan menyeluruh. Contoh konkritnya,
pemkot tidak bisa membenahi kandang karena masih dalam status konflik yang
hingga kini menunggu putusan kasasi. Hanya perawatan dan perbaikan kualitas
makanan yang selama ini dioptimalkan. Nah, pasca adanya kepastian dari
Presiden, Risma - sapaan Tri Rismaharini - mengaku ada beberapa hal yang
langsung menjadi fokus pembenahannya. Yang pertama, pengelolaan KBS akan
memberlakukan standar internasional, utamanya terkait pengamanan satwa dan
kondisi kandang. Dulu, kandang satwa masih menggunakan jeruji di mana
pengunjung sering memberi makan sembarangan. Banyak sampah plastik yang
dijumpai di sekitar kandang. “Itu memungkinkan hewan koleksi KBS memakan yang
tidak semestinya. Makanya, pengamanan itu yang paling penting,” terangnya.
Kedua,
Risma mengungkapkan akan ada penambahan area untuk menampung satwa yang over populasi. Saat ini KBS memiliki
luas 15 hektar. Namun, banyak gedung-gedung dan lahan yang tidak efektif. Itu
nanti yang bakal ditata ulang. Serta, perluasan lahan akan menggunakan lahan
parkir seluas 2 hektar. “Jadi lahan parkir nantinya akan menjadi bagian dari
perencanaan perluasan KBS, sedangkan lokasi parkir bakal dipindah di sebelah
terminal Joyoboyo,” ujar walikota perempuan pertama di Surabaya itu.
Untuk
perbaikan serta perluasan lahan, Pemkot Surabaya mengalokasikan anggaran
sekitar Rp 15 miliar dari APBD. Risma optimistis pihaknya mampu mengembalikan
kejayaan KBS yang pernah menyandang predikat kebun binatang terbesar se-Asia
Tenggara itu. Pembenahan pun diyakini bisa dilakukan dengan cepat. Sejak
diambil alih pemkot pada Juli 2012 saja kualitas makanan dan kondisi kandang
sejatinya sudah jauh lebih baik. (F.183)R.07
![]() |
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, memberikan keterangan pers. |
No comments:
Post a Comment