MAKIN
MANDIRI BERSAMA WONG CILIK

Seperti diketahui,
Gubernur Jawa Timur memaparkan 12 misi utama untuk menyukseskan visi, misi dan
program pembangunan Jatim Tahun 2014-2019. Hal tersebut dilakukannya saat rapat
dengan Sekdaprov, para asisten Sekdaprov, dan seluruh kepala SKPD di lingkungan
Pemprov Jatim di Gedung Kantor Gubernur Jatim, Selasa (2/1).
Pakde Karwo, sapaan
Gubernur Jatim, mengatakan, misi pertama adalah perluasan lapangan kerja.
Prioritas pada misi ini adalah pengembangan dan pemberdayaan agroindustri yang
berbasis industri kerakyatan. Yakni, dengan memanfaatkan hasil pertanian dan
tenaga kerja lokal. “Mengapa kita memilih agro ? Karena potensinya sangat
bagus, pasarnya luas dan sebagian besar UMKM kita adalah di agro,” katanya.
Misi kedua adalah
peningkatan kapasitas dan daya saing UMKM/koperasi dengan cara penguatan skill (keterampilan) SDM, akses permodalan,
dan manajemen keuangan serta pemasaran. “UMKM kita sangat kuat dan menjadi
penentu ekonomi di Jatim. Oleh sebab itu kita harus menyiapkan UMKM sebaik mungkin
untuk menghadapi AFTA,” ujarnya.
Misi ketiga adalah
penguatan ekonomi perempuan, yaitu dengan cara meningkatkan dan memperluas
jaringan usaha dan akses permodalan melalui pengembangan dan penguatan koperasi
wanita (kopwan). Ia menargetkan pengembangan dan penguatan kopwan di 8.506 desa
dengan dana hibah awal Rp 25 juta dan tambahan modal usaha bagi 4.000 kopwan
berprestasi.
Saat memimpin rapat
terbatas membahas RPJMD, Pakde menambahkan, pembangunan kopwan bertujuan untuk
membangun perempuan agar semakin produktif sehingga dapat meningkatkan derajat
dan taraf hidup perempuan. Di sisi lain kopwan dianggap bisa mencegah
feminisasi kemiskinan yang biasanya terjadi pada wanita single parent.
Berdasarkan data PPLS 2011, dari 1.230.042 Rumah Tangga, sebanyak 152.343 atau
12,4% kepala RT-nya adalah perempuan.
Misi keempat adalah
percepatan penanggulangan kemiskinan. Pakde Karwo menegaskan, pihaknya terus
meningkatkan dan menyempurnakan berbagai program penanggulangan kemiskinan,
terutama program Jalinkesra. Serta meningkatkan kemampuan dan pendapatan Rumah
Tangga Miskin melalui kemudahan akses modal.
Misi kelima adalah mengembangkan
wajib belajar 12 tahun dan meningkatkan rasio jumlah SMK : SMA sebanyak 70 :
30. Misi keenam adalah aksesibilitas kesehatan. Pada misi ini, Pakde Karwo
menetapkan tiga target yaitu Jatim bebas pasung, meningkatkan perluasan pelayanan
Polindes menjadi Ponkesdes, serta penguatan dan pengembangan Taman Posyandu. “Dalam
satu desa/kelurahan harus ada minimal satu Taman Posyandu,” tegasnya.
Misi ketujuh adalah
perdagangan, pariwisata dan investasi. Yaitu, dengan cara memperkuat dan memperluas
kantor perwakilan dagang. Tujuannya, untuk meningkatkan akses dan penetrasi ke
pasar domestik. “Kami targetkan pada 2017, Jatim bisa menguasai 50% pasar dalam
negeri. Oleh sebab itu, kita perlu mendorong ekspor barang olahan, baik
setengah jadi maupun jadi,” ujarnya.
Di bidang pariwisata,
Pakde Karwo akan mengembangkan pro-poor
tourism, khususnya di daerah pedesaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
sumber penghasilan kolektif bagi masyarakat di daerah tujuan wisata. “Sebagai
contoh, di Gunung Penanggungan terdapat 122 candi baru yang ditemukan. Selain
itu, situs Trowulan juga terus diperbaiki, di sekitarnya akan dibangun 250
rumah ala Mojopahit. Ini akan jadi destinasi wisata baru di Jatim,” katanya.
Senada dengan Pakde
Karwo, Guru Besar Unair, Prof Hotman Siahaan, mengatakan bahwa pelatihan
keterampilan dan manajemen pemasaran bagi UMKM sangat diperlukan. Sebab
sejumlah UMKM di pedesaan hanya mampu menjual produknya di pasar setempat.
Padahal pada era AFTA 2015, produk-produk asing akan menyerbu Indonesia. (F.835)R.26
No comments:
Post a Comment