Ibu Seniasih Giri Prasta Kunjungi Warga
Gangguan Kejiwaan Dan Penderita Kulit Bersisik
![]() |
Ketua K3S Kabupaten Badung, Ibu Seniasih Giri
Prasta, saat melakukan
kunjungan sosial di Kecamatan Petang, Senin (24/10).
|
NI Nyoman Leni (40) atau lebih dikenal dengan Ni Wayan Kayun,
penderita gangguan mental asal Banjar Wanasari, Desa Sulangai, Kecamatan
Petang, Senin (24/10) mendapat kunjungan dari Ketua Koordinasi Kegiatan
Kesejahteraan Sosial (K3S) Kabupaten Badung, Ibu Seniasih Giri Prasta saat
melakukan kunjungan sosial.
Melihat kondisi warganya ini, Ibu Seniasih Giri Prasta mengaku
sangat terketuk, dan saat itu juga memerintahkan unit terkait melakukan
langkah-langkah penanganan.
Ni Wayan Leni, yang hidup sebatang kara sejak kecil, kesehariannya
menempati ruangan yang pengap. Kesehariannya Leni dirawat oleh kakak
kandungnya, Ketut Sudirta. Tak hanya Leni, masih satu kerabat dengan dia, ada
juga penderita gangguang jiwa yaitu I Wayan Astawa (34). Namun kondisi Astawa
jauh lebih baik, dan masih bisa diajak berkomunikasi. Baik Leni maupun Astawa
sudah keluar-masuk Rumah Sakit Jiwa Bangli.
"Sudah sering dirawat di Bangli, di sana sudah dinyatakan
sembuh dan diperbolehkan pulang, tapi tak beberapa lama kemudian kumat
lagi," ungkap Sudirta. Hingga akhirnya, keluarga memutuskan mengurung Leni
pada sebuah kamar, lantaran sering mengamuk.
Ibu Seniasih yang didampingi Ibu Kristiani Suiasa dan Ibu
Kompyang R Swandika memerintahkan Camat Petang, IGN Ariawan, segera
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. "Harus segera ditangani, upayakan
agar bisa kembali dirawat di RSJ Bangli, dan biayanya ditanggung pemerintah.
Bila nanti sudah pulih, pengobatannya harus tetap jalan," tegasnya.
Menurut Ibu Seniasih, untuk penderita gangguan kejiwaan
pengobatannya tidak boleh putus.
Sebelumnya, Ibu Seniasih bersama rombongan juga sempat mengunjungi
dan memberikan bingkisan kepada kakak-beradik penderita penyakit kulit
bersisik, Agus Gustiawan (18) dan Ni Made Sukma Dewi (12). Keduanya
adalah warga Banjar Angantiga, Desa Petang, Kecamatan Petang. Rombongan
diterima kedua orangtuanya, Putu Edi Nata dan Ni Nyoman Suarmini, serta
kakeknya, Mangku Santun.
Dari penuturan orangtuanya, kedua anaknya ini mengalami
sakit Ictiosis Lamelar/Vulgaris. Yakni, terjadi kelainan pada terbentuknya
lapisan kulit epidermis yang terlalu cepat. Penyakit ini merupakan penyakit
genetik.
Untuk pengobatannya hanya dioleskan semacam pelembab dan cream, yang merupakan bantuan dari yayasan luar negeri. Meski sulit diobati, Ibu Seniasih meminta Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Petang untuk secara rutin memeriksa kesehatan keduanya. (rie)
Untuk pengobatannya hanya dioleskan semacam pelembab dan cream, yang merupakan bantuan dari yayasan luar negeri. Meski sulit diobati, Ibu Seniasih meminta Dinas Kesehatan dalam hal ini Puskesmas Petang untuk secara rutin memeriksa kesehatan keduanya. (rie)