Jangan Sampai Virus Zika Masuk Ke Jatim
 |
Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim, Agung
Mulyono, dan
Wakil Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jatim,
Suli Da'im.
|
PENANGANAN virus Zika yang berasal dari daratan Afrika memang tak bisa dianggap
enteng. Virus mematikan ini penyebarannya hingga ke daratan Asia termasuk
Singapura. Pantas, Indonesia pun merasa khawatir terhadap virus yang satu ini.
Di Jawa Timur (Jatim) khususnya di bandara internasional Juanda terus dilakukan pengawasan terhadap para penumpang yang datang dari luar negeri.
Terkait hal ini, DPRD Provinsi Jatim angkat bicara. Ketua Komisi E DPRD
Provinsi
Jatim, Agung Mulyono, mengatakan, pencegahan virus Zika dapat dilakukan dengan menggandeng kabupaten dan kota di Jatim untuk turun langsung
kepada masyarakat agar virus Zika tersebut tak mewabah di
Jatim.
"Perlu kehati-hatian sekali agar virus ini
jangan sampai di Jatim. Penggal di daerah perbatasan untuk melakukan pengawasan
ketat terutama di bandara internasional," jelasnya.
Agung Mulyono mendesak pihak Dinas Kesehatan Provinsi Jatim
untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran virus Zika yang saat ini populer
di Singapura. Saat
ditemui di kantornya, Selasa (30/8), Agung Mulyono mengatakan bahwa pihaknya
minta Dinas Kesehatan untuk gencar melakukan sosialisasi waspada virus Zika.
"Penyebarannya sama dengan Demam Berdarah. Zika juga harus
diwaspadai," ungkap politisi asal Partai Demokrat Provinsi Jatim ini.
 |
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim,
dr Kohar Hari Santoso.
|
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur
membentuk tim reaksi cepat untuk menangani virus Zika. Tim reaksi cepat itu
akan siaga selama 24 jam. "Tim ini adalah tim pengendalian penyakit
menular," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Kohar Hari
Santoso, kepada Tempo di kantornya (1/9).
Senada, Wakil Ketua Komisi Kesejahteraan
Masyarakat DPRD Provinsi Jatim, Suli Da'im, menuturkan, tindakan yang dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Jawa Timur sudah sangat baik. Hanya saja perlu
disebarluaskan informasi soal virus Zika kepada masyarakat bawah. “Pemahaman
soal virus Zika sangat penting bagi masyarakat kelas bawah”.
Dinas
Kesehatan sangat perlu untuk menggerakkan tenaga-tenaga kesehatan di puskesmas
untuk memberi informasi soal bahaya virus Zika. Selain itu, sosialisasi gerakan
menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan menimbun
barang bekas harus sering dilakukan. "Selain menjaga akses bandara,
penyadaran masyarakat juga sangat penting".
Tim
reaksi cepat merupakan tim gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan Jawa
Timur, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Surabaya, Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan (BBTKL), Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), dan RSU Dr
Soetomo. Tim ini berpusat di kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
"Kami selalu berkoordinasi".
Tim
ini akan memantau orang-orang yang datang dari negara penular Zika. Pemantauan
dilaksanakan selama 14 hari sejak kedatangan.
Melalui Dinas Kesehatan, tim telah mengedarkan pemberitahuan ke rumah sakit
se-Jawa Timur dan Dinas Kesehatan untuk menyiapkan fasilitas penanganan.
"Rumah sakit yang menemukan kasus virus Zika harus melapor dalam 24
jam," ujar Kohar.
Tim
ini melalui KKP telah memasang thermal scanner untuk mengukur suhu tubuh
penumpang pesawat. Penumpang akan diberi kartu kewaspadaan kesehatan.
"Diutamakan penumpang yang datang dari luar negeri terutama dari Singapura".
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri,
Arrmanatha Nasir, mengkonfirmasi bahwa satu warga negara Indonesia (WNI)
positif terinfeksi virus Zika di Singapura. Kedutaan Besar RI di Singapura,
menurut dia, telah menerima pemberitahuan resmi dari Kementerian Kesehatan
Singapura bahwa ada satu WNI yang positif terinfeksi virus Zika. Kementerian Kesehatan Singapura
mengeluarkan peringatan bahaya dengan penularan virus Zika pada 29 Agustus 2016
dan hingga saat ini sudah 115 orang positif terinfeksi virus Zika di negara
itu.
Kohar
mengimbau agar masyarakat Jawa Timur menunda kepergiannya ke Singapura.
"Terutama ibu hamil”. Sejauh ini, kata
Kohar, belum ada warga Jawa Timur yang positif terjangkit virus Zika. Ia
berharap virus Zika tidak sampai masuk ke Jawa Timur. "Jangan sampai
orang Jatim ada yang terjangkit".
 |
Pemeriksaan di Bandara Internasional
Juanda tersebut untuk mengantisipasi
masuknya virus Zika ke wilayah Indonesia,
khususnya Provinsi Jawa Timur.
|
Pemerintah
pusat melalui Kementerian Kesehatan RI telah menghimbau dan melarang kepada
masyarakat Indonesia, bilamana tidak ada keperluan yang mendesak untuk
tidak bepergian ke Singapura. Larangan tersebut terkait upaya dalam menjaga
bahaya virus Zika yang kini tengah ramai di Singapura masuk ke tanah air. Sebelum pemerintah Indonesia
mengeluarkan himbaun tersebut, Hongkong, Amerika Serikat dan Taiwan telah lebih
dahulu mengeluarkan peringatan. Terlebih data teranyar, penderita yang
terjangkit virus Zika di Singapura sudah mencapai 82 orang. Dan, larangan itu pun
ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah, salah satunya Pemda Jawa Timur. Dinas Kesehatan Jatim menghimbau
kepada masyarakat Jatim agar tidak melakukan bepergian ke negara yang kini
tengah dilanda bahaya virus Zika, yakni Singapura dan Brazil.
Seperti
dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Jatim, dr Kohar Hari Santoso, Singapura
sebagai negara tetangga dengan migrasi penduduk yang cukup tinggi sangat
berpotensi membawa penularan Zika ke Indonesia. “Dari
data yang ada sejak tahun 2007 hingga 25 Agustus 2016, tercatat ada 57 negara
terutama di Amerika Tengah yang melaporkan adanya penularan virus Zika. Brazil
termasuk salah satu negara dengan kasus tertinggi, diperkirakan terdapat
sekitar 1 juta orang yang terinfeksi pada tahun 2015,” jelasnya, Jumat (2/9). (F.809) web majalah fakta / majalah fakta online / mdsnacks