Tuesday, July 15, 2014

INFO JATIM : AYO TEKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BALITA DI JATIM !

HAJJAH Nina Soekarwo mengatakan, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKB) di Jatim merupakan hasil nyata dari pendampingan kader PKK  di lapangan mulai dari tingkat kabupaten sampai ke tingkat dasa wisma  dengan memberikan  pengertian  sekaligus memberikan contoh tentang budaya hidup sehat melalui cuci tangan. Dan, ternyata, hasilnya dapat dan bisa dilihat serta dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, utamanya bagi kaum ibu yang menjadi penggerak serta yang bisa mengubah pola hidup keluarga dan ibu juga sebagai pendidik dari hidup budaya sehat bagi keluarganya.
Menurut Bude Karwo, panggilan akrabnya, setiap tahun jumlah AKI dan AKB di Jatim terus menurun dan berkurang yaitu tahun 2010 AKI di Jatim sebesar 104/100 ribu kelahiran hidup, 2011 sebesar 101/100 ribu dan 2012 turun lagi menjadi 97,47/100 ribu serta turun lagi menjadi 97,39/100 ribu kelahiran hidup di tahun 2013. Sementara  pada tingkat nasional masih ada pada posisi 228/100 ribu kelahiran hidup.
Jadi, kalau hari ini PKK Pusat dan Provinsi Jatim menjalin kerja sama dengan swasta untuk mengadakan sosialisasi pentingnya budaya hidup bersih dan sehat, berarti program ini tidak bertepuk sebelah tangan di Jawa Timur. Sebab, Jatim telah melaksanakan dan membudayakan hidup sehat dengan membiasakan mencuci tangan sebelum makan, setelah BAB, setelah BAK dan sebelum menyusui anak, sebelum menyuapi anak serta setelah bepergian.
Seperti diketahui, Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) dan AKB di Jatim jauh lebih baik bila dibanding dengan AKI dan AKB Tingkat Nasional. Artinya, AKI Jatim saat ini sebesar 97,39/100 ribu kelahiran hidup dan AKB sebesar 25,95/1000 kelahiran hidup. Sementara Tingkat Nasional sebesar 228/100 ribu kelahiran hidup (AKI) dan AKB-nya 32,59/1000 ribu kelahiran hidup.
Pernyataan tersebut disampaikan Bude Karwo saat memberikan pengarahan pada acara pembukaan Sosialisasi Pentingnya Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Melalui Cuci Tangan Pakai Sabun Dalam Upaya Menekan Angka Kematian Ibu Dan Balita di Gedung Balai Prajurit Makodam Surabaya, Kamis (12/6).
Meski sudah baik dan sudah tiga kali PKK Jatim meraih Juara I Lomba Tingkat Nasional untuk budaya hidup bersih dan sehat, namun PKK Jatim melalui kader-kader  PKK yang ada di tingkat paling bawah (desa ataupun kelurahan) sampai saat ini masih terus melakukan pendampingan pada anggota masyarakat yang masih belum mau atau belum mengerti akan pentingnya budaya hidup bersih dan sehat  yang diawali dari keluarga.
Dan, budaya hidup bersih dan sehat ini, tambahnya, harus dilakukan terus-menerus oleh keluarga paling tidak selama 21 hari. "Karena bila tidak sampai 21 hari dilakukan itu belum bisa dikatakan budaya karena belum biasa," tegasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Umum Tim penggerak PKK Pusat, Ny Hj Vita Gamawan Fauzi, mengatakan, solialisasi budaya hidup bersih dan sehat ini bertujuan untuk mengingatkan dan meningkatkan kembali kebiasaan hidup bersih dan sehat dalam keluarga. Sebab, dengan hidup bersih dan sehat maka masyarakat dapat mengoptimalkan peran ibu dan calon ibu sebagai agen kesehatan keluarga.
Sebab, sampai saat ini data di lapangan menunjukkan bahwa diare adalah menjadi penyebab utama dari kematian anak atau balita. Yakni, 1 dari 5 anak yang terkena diare berakhir pada kematian. Ini semua berawal dari kebiasaan hidup tidak bersih dan tidak sehat. Jika di lapangan ditemukan anak meninggal dikarenakan terserang diare, maka tugas dari kader PKK yang di lapangan atau di desa/kelurahan harus mencatat di buku data. Tujuannya, untuk memantau sejauh mana diare yang menyerang di daerah tersebut. (F.835) majalah fakta online
Bude Karwo saat menerima bantuan sabun cuci tangan dari pihak swasta

No comments:

Post a Comment