Thursday, February 20, 2014

“BISNIS” MUTASI PEJABAT WARNAI AKHIR JABATAN WALIKOTA KEDIRI

SETELAH kalah berebut simpati  masyarakat dalam Pemilihan Walikota Kediri, pola kepemimpinan Walikota Kediri, Samsul Ashar, terkesan semakin gelap mata. Bahkan mencuat dugaan adanya kesengajaan desain memporakporandakan stabilitas di lingkungan Pemerintah Kota Kediri. Orientasinya, disebut-sebut mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dan meninggalkan tatanan semrawut bagi walikota selanjutnya.  
Kalangan pemerhati pemerintahan di Kota Kediri mensinyalir pula adanya bisnis besar jual-beli kursi jabatan yang diindikasikan dari beberapa kali mutasi pejabat yang dilakukan pasca Pilwali 29 Agustus 2013. Omset jual-beli kursi jabatan itu bisa mencapai milyaran rupiah dalam sekali putaran. Padahal pasca kalah dalam pilwali saja, Walikota Samsul Ashar sudah melakukan empat kali putaran mutasi pejabat. Seorang pejabat Balaikota Kediri kepada FAKTA (23/1) membeberkan adanya jaringan sales jabatan di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Kediri, tidak henti-hentinya mencari klien yaitu para pejabat maupun staf  yang ingin promosi dengan meminta imbalan puluhan hingga ratusan juta rupiah. Kabarnya, masih akan ada dua putaran lagi mutasi pejabat memanfaatkan sisa masa jabatan Walikota Samsul Ashar yang tinggal beberapa bulan tersebut.
Masih kata pejabat Balaikota Kediri, bisnis besar jual-beli kursi jabatan tersebut operator utamanya yang ditunjuk adalah Kepala BKD, Eko Budiono SH MM. Kebetulan ia adalah pejabat yang baru saja dipromosikan dari eselon 3 menjadi eselon 2 dan langsung menduduki pos jabatan strategis yaitu Kepala BKD. Selama ini Eko Budiono dikenal oleh beberapa kalangan sebagai sindikat besar calo CPNS wilayah Jawa Timur. Hebatnya lagi, disebut-sebut Eko langsung menambah kekuatan timnya di BKD, dengan memasukkan sekian banyak jaringannya yang berprofesi sebagai PNS menduduki jabatan di BKD. Alhasil bisnis besar jual-beli kursi jabatan pun berjalan mulus dan menghasilkan milyaran rupiah meskipun banyak melanggar aturan dan kaidah-kaidah kepegawaian. “Tunggu beberapa saat lagi akan ada bisnis kepegawaian yang lebih besar lagi bahkan raksasa selain mutasi, bisnis raksasa itu memanfaatkan sisa jabatan Walikota Samsul Ashar”.  
Mantan pejabat Pemkot Kediri yang juga pemerhati pemerintahan, Drs Sulchan M Noer MSi, kepada FAKTA (24/01)  mengaku prihatin melihat ulah Walikota Samsul Ashar. Menurutnya, Samsul sama sekali tidak memakai etika pemerintahan dalam menjalankan amanah masyarakat Kota Kediri. Peraturan perundang-undangan tentang kepegawaian, banyak yang diterjang demi keuntungan pribadi. Mengkaji langkah beberapa kali mutasi pejabat Pemkot Kediri yang dilakukan Samsul Ashar, sangatlah mudah dibaca bahwa ia bekerja tanpa memfungsikan Tim Baperjakat. “Lagian apa to fungsi perubahan struktur tersebut bagi pelaksanaan pembangunan kota ini, wong Samsul sudah tidak lagi menjadi user dari pejabat-pejabat itu ?”. kata Sulchan.
Indikasi adanya bisnis besar di balik beberapa kali mutasi pejabat yang dilakukan Samsul Ashar, sangatlah mudah dibaca. Sehingga pekerjaan rumah yang amat besar nanti akan diterima oleh walikota yang baru, dia akan dihadapkan pada sekian banyak pejabat Pemkot Kediri karbitan, bermoral korupsi demi mengembalikan modal, bekerja tanpa ada keloyalan kepada masyarakat tapi keroyalan kepada Walikota. Menurut Sulchan, walikota yang baru nanti harus berani mengadakan evaluasi masal kepada seluruh pejabatnya, bila perlu mendatangkan tenaga ahli dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara.  
Beberapa kali FAKTA berusaha mengkonfirmasi berita tersebut kepada Kepala BKD Kota Kediri, Eko Budiono SH MM, tapi selalu gagal. Sering kali mobil dinasnya ada di depan kantor tapi orangnya tidak ada. Beberapa nomor HP-nya yang dihubungi FAKTA, semuanya OFF. (F.627)R.26

No comments:

Post a Comment